Views: 266
KETAPANG, JAPOS.CO – PT BGA Group Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat, fasilitasi semua biaya kepulangan Jenazah Novia Izabel Kehi (24) istri dari karyawan panen buah sawit atas nama Aksio Pires (27).
Akasio Pires karyawan PT Hungarindo ( anak Perusahaan PT. BGA Group) menyanggah adanya berita yang beredar terkait kematian istrinya yang sudah beredar di media sosial.
Hal ini di ungkap oleh suami korban meninggal di jalan atas nama Aksio Pires (27) menjelaskan lewat WhatsApp (16/01) :
“Saya menyatakan bahwa perusahaan PT. Hungarindo sudah memberikan pelayanan yang terbaik dan membantu dengan maksimal untuk penanganan istri saya mulai dari pemberian transportasi, pemeriksaannya di klinik sampai rujukan ke RS Fatimah Ketapang, bayar administrasi rumah sakit, perawatan jenazah, dan peti jenazah, packing jenazah dan pemulangan ke kampung halaman dengan didampingi oleh staf perusahaan.”
Selain itu Ridwan Selaku Humas Umum PT. BGA Group lewat WhatsApp (16/01) menjelaskan; kronologis kejadiannya:
Pada hari sabtu sekitar pukul 07.30 WIB pasien datang ke klinik dengan keluhan mual muntah sudah 3 hari dan 2 hari tidak bisa makan dengan TTV
– TD: 137/84 mmhg
– N : 50 x/mnt
– S : 36,7 C
– RR: 23 x/mnt
– SPO2 : 98 %
Terapi
– Ranitidine injek
– Anflat tab
– Neuralgin
– Infus D5 20 tpm
– Oksigen 3 lpm
Kemudian setelah mendapat perawatan di klinik jam 10.30 WIB pasien mulai merancau dan kami putuskan untuk merujuk ke RS Fatima ketapang
Sebelum merujuk kami menyiapkan pergantian oksigen di ambulan.
Kemudian berangkat merujuk jam 12.20 WIB .
Waktu di perjalanan menuju ke RS ada beberapa kendala seperti infus macet dan sudah diperbaiki dijalan.
Perjalanan memakan waktu yang lama karena kondisi jalan yang rusak dan posisi hari sabtu, banyak kendaraan menuju ke Ketapang.
Sesampainya kami di UGD RS fatima pukul 16.15 WIB tiba2 kondisi pasien sudah tidak tertolong lagi dan tabung oksigen juga dalam kondisi habis (4 jam perjalanan).
Dilain Pihak Ketua umum Perkumpulan Pemuda Flobamora Ketapang (PPFK) Jeck Tamon, sangat menyayangkan atas pelayanan kesehatan di perusahaan sawit PT. Hungarindo ( anak Perusahaan PT. BGA Group) buruk tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP) Bidang kesehatan, dimana hanya satu orang perawat baru satu bulan bekerja duduk di depan bersama supir, membiarkan pasien di belakang bersama suami dan saudara kandungnya duduk di belakang menani Pasien. Mobil ambulan tidak selalu di tempat sehingga suami pasien terpaksa menggunakan mobil sekolah mengantar istrinya ke klinik perusahaan.
Jack Tamon berharap pihak Manajemen PT Hungarindo ( anak Perusahaan PT. BGA Group), kedepan bisa lebih baik lagi dalam menangani masalah kesehatan karyawan, jangan karena uang berlindung di balik kesalahan.
Hal ini di ungkap ketua Umum Perkumpulan Pemuda Flobamora ( PPFK) menjelekkan Lewat whatsapp (17/01) ;
” Saya berharap kepada manajemen PT. Hungarindo ( anak Perusahaan PT. BGA Group), hal semacam ini jangan terulang kedua kali kepada masyarakat kami orang NTT”. Tutup Jack Tamon. (Agustinus)