Views: 276
SIDOARJO, JAPOS.CO – Besarnya kesenjangan harga antara solar subsidi Rp 6800 dan Solar industri harga dasar HSD solar industri (Wilayah 1) Rp. 23.750,- harga dasar HSD solar industri (Wilayah 2) Rp. 23.750,- harga dasar HSD solar industri (Wilayah 3) Rp. 23.850,- harg dasar HSD solar industri (Wilayah 4) Rp. 24.000,-memantik oknum tertentu untuk ramai-ramai memborong solar subsidi untuk dijual ke industri.
Setidaknya ada 6 SPBU yang diduga bekerjasama dengan oknum tertentu dengan melayani penjualan partai besar pada para cukong solar yang melibatkan banyak pihak, baik dari orang sipil biasa sampai oknum doreng maupun oknum berseragam coklat.
Enam SPBU teresbut antara lain (1) SPBU Depan Kecamatan Krian (2) SPBU Wono Kupang Kecamatan Balongbendo(3) SPBU Balong Bendo (depan polsek) (4) SPBU klagen Perbatasan Krian dan balang bendo (5) SPBU Terung kulon ( berbatasan dengan Mijen) (6) SPBU Sidomojo kecamatan Krian.
Salah satu SPBU berkuota solar subsidi yang lumayan besar antara 17 ribu liter sampai dengan 32 ribu liter semuanya dikuras habis oleh mafia solar dan kalaupun ada penjualan untuk umum itupun sebatas sekitar seribu liter
Dari hasil investigasi Japos.co rata-rata penjarahan solar hak rakyat di 6 SPBU tersebut antara 8 ribu liter sampai 17 ribu liter dengan modus mengisi BBM dilokasi-lokasi tersebut diatas secara estafet maupun pengisian skala besar ( diatas 1 juta ) sekali isi dengan menggunakan mobil box L300, mobil box besar (truck) maupun mobil truk bak terbuka yang di tutup terpal. Kegunaan terpal tersebut untuk menutupi wadah besar Bull ribuan liter setelah diisi disedot menggunakan invdnter naik ke atas tandon yang ada diatas unit.
PR sopir truk expedisi plat B mengatakan keberatan atas pengisian skala besar, ini mobil-mobil para mafia ini acapkali mobil mereka antri sampai 5 unit berjajar dan hanya putar disekitar lokasi dan kembali mengisi sampai jutaan rupiah.
Sementara YS warga Krian merasa heran karena kegiatan tersebut tidak APH tidak mengetahui.
“Anehnya dari kejadian-kejadian yang berlangsung berbulan-bulan ini bisa tidak terendus oleh APH, kan aneh Mas kalau kegiatan yang rutin dilakukan di 6 lokasi tersebut dan berlangsung lama tapi APH tidak tahu,” ungkap YS.(zein)