Scroll untuk baca artikel
BeritaDKIHEADLINEJakarta Selatan

Penyerapan Dana Anggaran Terlambat jadi Penyakit Tahunan Pemerintah

×

Penyerapan Dana Anggaran Terlambat jadi Penyakit Tahunan Pemerintah

Sebarkan artikel ini
DR. Drs. Ganjar Razuni, S.H., M.Si. (Foto: Ist./Dok.Pribadi).

Views: 167

JAKARTA, JAPOS.CO – Terlambatnya penyerapan dana dalam Anggaran Pendapatan Belanja  Negara menjadi salah satu penyakit tahunan sejak lama. “Kelemahannya selalu di siklus dan penjadwalan realisasi anggaran,” ungkap Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif Kosgoro 1957, Dr. Drs. Ganjar Razuni, S.H., M.Si

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Dikatakan, hanya saja sekarang terjadi peningkatan. Secara sederhana, bisa dicheck hampir tiap menjelang akhir tahun sejak awal November dari jaman ke jaman semua hotel penuh dipergunakan kementerian dan lembaga menyelenggarakan pertemua membahas penyerap anggaran. Kalau belanja modal tentu lebih sulit dan beresiko tinggi.

Doktor Bidang Ilmu Politik itu meminta para pemangku anggaran dan penegak hukum duduk bersama merumuskan formulasi yg tepat dan menyelesaikan masalah serapan anggaran di sisa waktu terbatas ini.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa masih ada dana sekitar Rp1.200 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 yang harus dibelanjakan pada sisa dua bulan tahun ini. Dana dengan jumlah besar itu tersebar di seluruh kementerian, lembaga, maupun daerah.

“Ini sangat besar uangnya dan kalau mungkin kami bisa eksekusi semua,” ucapnya dalam Seminar Strategi Capai Ekonomi Kuat & Berkelanjutan di Tengah Risiko dikutip dari _Antara_ , Jumat 28 Oktober 2022.

Sisa Belanja

Dana sebesar Rp1.200 triliun tersebut berasal dari sisa belanja negara yang belum terserap selama Januari hingga September 2022.

Selama periode itu, juga telah terserap dana senilai Rp1.913,9 triliun atau 61,6 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp3.106,4 triliun.

Selain membeberkan uang belanja negara di tahun ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun sudah mengalokasikan dana untuk APBN tahun 2023, dengan asumsi yang juga telah ditetapkan.

Akan tetapi, karena situasi ekonomi dunia yang bergerak secara luar biasa maka asumsi makro dalam APBN pun tidak bisa sesuai dengan yang telah direncanakan.

“Jadi selama pandemi ini kita belajar sangat banyak, APBN dibuat fleksibel dan responsif karena memang begitu banyak kejutan dan perubahan yang terjadi,” terangnya.

Selain itu, kondisi geopolitik akibat konflik Rusia dan Ukraina serta perubahan iklim yang menyebabkan bencana di berbagai negara ikut menjadi kejutan yang berdampak pada keuangan negara.

Perekonomian Optimis

Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani juga mengungkapkan optimismenya bahwa perekonomian Indonesia triwulan III-2022 akan tumbuh lebih tinggi dari triwulan II-2022 yang sebesar 5,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

“Kuartal ketiga ini kami harapkan momentum pemulihan ekonomi masih akan kuat,” ujarnya.

Sri Mulyani menyebutkan ekonomi Indonesia belakangan ini kian tumbuh semakin baik.

Hal tersebut dibuktikan dengan dalam tiga triwulan berturut berhasil tumbuh di atas lima persen (yoy).

Di triwulan ketiga tahun ini, Sri Mulyani juga melihat perekonomian domestik masih terus pulih.

Meski di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang sebesar 30 persen pada awal September 2022, Sri Mulyani mengatakan bahwa permintaan konsumen masih tinggi.(AR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *