Views: 174
MUKOMUKO, JAPOS.CO – Isu gempa ditengah- tengah masyarakat Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu menjadi trending topik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mukomuko melaksanakan sosialisasi mitigasi bencana dan sosial, Rabu (19/10) pagi.
“Kegiatan ini dilaksanakan lantaran di akhir-akhir ini Provinsi Bengkulu khususnya Kabupaten Mukomuko menjadi trending topik pembicaraan masyarakat dengan isu bencana gempa,” terang Kepala BPBD Mukomuko Ramdani SE MSi.
Bahkan bulan yang lalu, kata Ramadani sempat mengkhawatirkan masyarakat Provinsi Bengkulu dan di Kabupaten Mukomuko.
Terlebih lagi, kata Ramdani sejak dua bulan sampai dengan sekarang ini pihaknya melihat kondisi cuaca yang sangat ekstrem yaitu curah hujan yang terus-menerus terjadi. Bukan saja yang berada di wilayah Provinsi Bengkulu tapi hampir berada di seluruh wilayah Indonesia khususnya di Kabupaten Mukomuko. Dengan kondisi itu, ia mengaku telah melakukan berbagai kegiatan mitigasi bencana dengan menggandeng BMKG Provinsi Bengkulu.
“Bahkan beberapa hari lalu kami juga mengadakan apel dalam rangka menghadapi bencana di Kabupaten Mukomuko. Dan Rabu ini, kami kembali mengundang perwakilan dari masyarakat yang ada di 16 desa dalam wilayah zona merah, kemudian ada anak sekolah SMP dan SMA, organisasi-organisasi masyarakat yang saat ini aktif, tagana, PMI, dan pihak terkait lainnya,” jelas Ramdani.
Selain itu, ia juga mengatakan, tujuan kegiatan mitigasi bencana memiliki dasar hukum yaitu Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 21 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana, termasuk Peraturan Kepala BNPB Nomor 3 tentang pedoman pembentukan BPBD Kabupaten Mukomuko. Untuk sosialisasi mitigasi bencana, BPBD melibatkan sebanyak 100 peserta dari berbagai elemen.
Diharapkan Ramdani, peserta mendapatkan materi-materi tentang bagaimana nanti kebijakan-kebijakan pemerintah daerah dalam rangka menanggulangi bencana di Kabupaten Mukomuko. Kemudian, bagaimana upaya-upaya yang harus dilakukan oleh masyarakat saat terjadi bencana.
“Selanjutnya kami berharap materi yang didapat bisa disampaikan secara langsung kepada masyarakat. bagaimana kita menciptakan suasana Kabupaten Mukomuko dalam menghadapi bencana khususnya bencana akibat dari hidrologi hingga bulan Desember nanti. Dan ini hasil perkiraan dari BMKG,” harap Ramdani.
Sementara itu Bupati Mukomuko, H Sapuan, SE, MM, Ak, CA, CPA menegaskan bahwa bencana ini jangan ditakuti, tetapi perlu diwaspadai karena tidak ada satupun orang bisa menentukan pasti kapan kejadiannya.
“Kita hanya bisa mewaspadai, dan hendaknya juga bisa memberikan langkah-langkah tidak terjadi bencana,” pesan Bupati.
Apa langkah yang harus dilakukan, misalnya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat terus tenang, bisa memahami dan selalu waspada. Sebab masyarakat pemahamanya berbeda – beda. Dan yang lebih penting lagi, berikan informasi secara berimbang.
“Kalau informasi didapat di media, mohon maaf masyarakat kita itu hanya membaca judulnya, kadang-kadang itu belum baca isinya beritanya. Dengan membaca judul, informasi sudah ke mana-mana,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi mitigasi bencana, Sapuan berharap kepada narasumber dapat memberikan materi-materi tentang mitigasi dan hasilnya betul-betul bisa diteruskan ke tengah-tengah masyarakat. Paling tidak dimulai dari keluarga masing-masing. Sebab Kabupaten Mukomuko, merupakan daerah rawan bencana. Karena daerah ini berada di sepanjang garis pantai.
“Yang jelas kita selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam baik gempa maupun sunami,” pungkasnya. (JPR)