Views: 409
CIAMIS, JAPOS.CO – Hujan deras yang terjadi sejak Minggu 11 September 2022 malam, menyebabkan tanggul inlet terowongan bendungan Leuwikeris jebol. Dampak tanggul inlet
terowongan bendungan Leuwikeris jebol, sehingga menyebabkan air masuk ke area maindam.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait jebolnya bendungan Leuwi Keris yang diduga akibat banjir dari luapan air sungai Citanduy meningkat, pada Minggu (11/9) pukul 23.10 WIB lalu.
Humas BBWS Citanduy, Rahmat Syah, S.T mengatakan bahwa sebelum jebolnya bendungan Leuwi Keris saat itu intensitas hujan cukup deras, sehingga mengakibatkan air di sungai Citanduy meluap. “Jadi itu sudah tercatat oleh stasiun curah hujan di Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya sebesar 125 mm,” kata Rahmat kepada para awak media.
Dijelaskan Rahmat, akibat curah hujan yang deras sehingga di bendungan Leuwikeris terjadi debit air mencapai 854.6 m3/dt, melebihi kapasitas debit terowongan yang hanya 547.18 m3/dt, sehingga menyebabkan Elevasi pada inlet terowongan naik 7.42m (berada pada Elevasi +101.3m). “Dengan kondisi itu, sehingga terjadi back water yang melimpas pada tanggul Inlet Tunnel sebelah kanan Elevasi +100.6m,” jelasnya.
Sebagai informasi kata Rahmat, Elevasi Temporary Cofferdam yang semula pada Elevasi +94.00m sudah ditinggikan sampai dengan Elevasi +100.60m. Limpasan air merendam dikarenakan terjadi hujan lebat pada pukul 20.00 sampai dengan 21.15 WIB. “Pada pukul 22.00 WIB, Pelaksana PTPP menjemput Flagman dan Checker dikarenakan pekerjaan sudah selesai (Hauling Material Rockfill). Saat itu, alat berat bulldozer masih bekerja menghampar material yang datar (rencananya pekerjaan dilaksanakan sampai dengan pukul 24.00 WIB). Adapun upaya yang dilakukan adalah pembuatan jalan akses dengan menggunakan Rock Fill menuju area hulu inlet dari sisi Tasikmalaya ke sisi Ciamis. Untuk kemudian dilakukan stock pile material rock fill dan bolder untuk penutupan area yang tergerus air banjir. Dewatering ketika timbunan tanggul sudah menyambung, kemudian pembersihan pada lokasi maindam pasca Dewatering,” katanya.
Untuk kondisi terkini kata Rahmat, jalan akses menuju area hulu sisi Tasikmalaya masih dapat dijangkau. Air Mengalir melalui 2 arah aliran, yaitu lewat Tunnel dan lewat main dam. “Hulu dan hilir maindam terputus karena aliran sungai yang masuk ke maindam. Uraian kejadian diatas merupakan hasil dari verifikasi kajian dan analisa, sehingga dapat disimpulkan kejadian tersebut benar akibat faktor alam. Ini sudah menjadi kehendak Allah yang Maha Kuasa. Jadi kita manusia tidak bisa mencegahnya,” katanya.
Diakuinya, sebelum hujan di lokasi sudah terpantau alarm dengan bunyi sirine, namun dengan cepat bergerak. Alhamdulillah tidak adanya korban jiwa. Pihaknya telah melakukan upaya, yakni menutup area yang tergerus air banjir, dan akses jalan kini sudah dapat dilalui. Dampak tersebut membuat air Sungai Citanduy meluap sehingga merendam puluhan rumah warga di Kota Banjar, Senin (12/9) dini hari.
Pasca jebolnya Bendungan Leuwikeris Minggu (11/9) pukul 23.10 WIB lalu. BBWS Citanduy sudah berkoordinasi dengan pihak pemerintah. Dikatakan Rahmat, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah terkait jebolnya Bendungan Leuwikeris. Melalui Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Metereologi Klitmatologi dan Geofisika (BMKG).
Sementara itu berdasarkan pantauan tim Jaya Pos, akibat luapan air Sungai Citanduy, rumah warga terendam banjir kurang lebih 10 cm, tapi tidak berselang lama air mulai surut. Berdasarkan data hasil asesmen BPBD Kota Banjar, sebanyak 58 rumah warga di tiga kecamatan terendam banjir. Akan tetapi sekitar pukul 05.00 dini hari tadi air yang menggenang rumah warga mulai berangsur surut. Kondisi terkini, debit air Sungai Citanduy masih tinggi namun, tidak terjadi luapan sama seperti sebelumnya. (Mamay)