Views: 168
SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Komandan Korem 022/Pantai Timur Kolonel Inf Luqman Arief, S.I.P., yang diwakilkan oleh Pasirenproggar Mayor Inf Hasanuddin Batubara S.Sos, turut serta menghadiri Acara Silaturrahim Tokoh dan Dialog Kebangsaan Refleksi Haul Ke-13 Tuan Guru Batak Syekh Abdurrahman Rajagukguk, kegiatan tersebut yang dilaksanakan bertempat di Desa (Nagori) Jawa Tongah Kecamatan Hatonduan Simalungun, Rabu (07/09/2022).
Adapun Undangan yang Hadir pada pelaksanaan acara Silaturrahim Tokoh dan Dialog Kebangsaan Refleksi Haul Ke-13 Tuan Guru Batak Syekh Abdurrahman Rajagukguk tersebut Gubernur Sumatera Utara (Edy Rahmayadi) dan Rombongan, Wapoldasu, Bupati Simalungun (RHS Radiapo Sinaga) beserta SKPD Kabupaten Simalungun, Danrem 022/PT yang diwakili oleh Pasirenproggar Mayor Inf Hasanuddin Batubara S.Sos., Tokoh Agama (Lintas Agama), Alim Ulama Se-Kabupaten Simalungun, Ketua MUI Kabupaten Simalungun, Ketua MuI Kota Pematangsiantar, Jamaah Pondok Persulukan Serambi Babussalam Simalungun dan Tokoh Pemuda dan Pembangunan Simalungun.
Dalam kesempatan tersebut Mayor Inf Hasanuddin Batubara S.Sos mengungkapkan peran ulama sangat penting artinya dalam mendorong terciptanya harmonisasi umat manusia di dunia hingga tidak akan terjadi konflik yang pada akhirnya berujung pada kehancuran, agama Islam memiliki nilai-nilai luhur yang dijadikan sebagai penuntun hidup oleh pemeluknya, agar umat tetap terpelihara harmonisasinya dalam mengimplementasikan nilai-nilai luhur tersebut, jalan dialog kemanusiaan sebagai cara untuk saling memahami.
Lebih lanjut, untuk mewadahi nuansa dialogis itu, peran ulama sangat penting karena pada dasarnya ulama berperan strategis dalam mendorong harmonisasi dunia, ini sangat strategis dan tentunya dapat membahas lebih fokus berbagai hal tentang peran jaringan ulama dalam kajian keislaman mancanegara maupun peradaban Islam serantau nusantara.
“Saya sangat menyadari, peran agama dapat memberikan kontribusi yang besar dan signifikan dalam pembangunan bangsa yang sejahtera dan bermartabat maupun kehidupan antar bangsa di dunia,”katanya.
Ditengah pergaulan antar bangsa di dunia maupun dalam lingkup intern sesama anak bangsa dalam suatu negara, pembinaan keagamaan menempati posisi strategis dan harus dikelola secara cerdas dan arif. Sebab secara teoritis memang ada hubungan yang paralel antara radikalisme agama dengan aksi kekerasan.
Menurut dia, didalam kehidupan keagamaan yang menjurus kepada radikalisme akan terkandung suatu program atau pandangan yang berupaya kuat untuk menjadikan suatu tatanan sebagai ganti dari tatanan yang sudah ada, untuk itu bentuk radikalisme dan fanatisme agama yang amat sangat berlebihan yang dipraktekkan oleh sebagian umat diharapkan tidak sampai menghadirkan ancaman bagi masa depan bangsa. (RIKKOT MANIK)