Views: 233
SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Benih-benih prilaku anarkis kelompok massa dalam penyelesaian masalah lahan di Sihaporas Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun terlihat mulai muncul.
Hal ini ditandai dari aksi massa ketika menyambut kehadiran Personil Gabungan TNI, Polri dan Satpol PP di Areal PT.TPL sektor Aek Nauli dalam rangka pengamanan dan pembersihan jalan akses dari Kantor PT.TPL menuju lokasi pembibitan yang ditutup pihak Kelompok Lamtoras pada Senin (22/8/2022).
Di jalan menuju areal itu ditemukan tanaman eucalyptus yang diduga sengaja dirusak di lahan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) PT TPL Sektor Aek Nauli, Kecamatan Sidamanik.
Selain adanya temuan dugaan pengrusakan tanaman dan penebangan pohon, juga diduga ada yang sengaja membakar lahan di areal HGU PT.TPL sektor Aek Nauli Desa Sihaporas.
Hal ini diketahui pada saat Satgas Gabungan melaksanakan patroli, banyak menemukan pohon pohon pinus besar dan eucalyptus yang diduga tumbang ditebang kemudian diletakkan melintang di tengah jalan. Juga ada beberapa titik lokasi terlihat sepertinya sengaja dibakar.
Personil Patroli Gabungan yang turun di areal PT.TPL Sektor Aek Nauli Kabupaten Simalungun terdiri dari personel Kodim 0207/Simalungun, personel Polres Simalungun, BKO Polwan Polda Sumut 2 Pleton, personel Brimob Kompi 2 Pematang Siantar 1 pleton dan Satpol PP Simalungun 1 Pleton.
Pantauan di lapangan, pada saat petugas gabungan melakukan pembersihan jalan akses ke luar dan masuk Kantor TPL, mereka dihadang aksi yang mengarah anarkis.
Demikian juga ketika membersihan jalan dari Kantor PT.TPL ke wilayah pembibitan tanaman, petugas gabungan dihadapkan adanya temuan 5 titik pohon eukaliptus yang diduga sengaja ditebang kemudian diduga sengaja dipalangkan di tengah jalan.
Sehingga menghalangi pihak TPL dalam menjalankan aktivitasnya menuju ke areal pembibitan serta pemanenan karena jalan sudah terhalang.
Pergerakan kelompok massa pada Senin kemarin terlihat semakin berani dan arogan, dimana pada saat di lokasi melakukan pengamanan dan pembersihan jalan tersebut, aparat Polri dihadang oleh kelompok massa yang didominasi kaum ibu-ibu.
Aparat yang mencoba memasuki lokasi malah dihadang karena massa mengklaim tanah itu adalah tanah adat.
Saat personil gabungan tiba di tempat pembibitan l, ternyata daerah tersebut sudah dikuasi oleh kelompok Lamtoras Sihaporas. Di lokasi ini sempat terjadi gesekan-gesekan antara masyarakat Lamtoras dengan petugas pengamanan.
Namun para petugas gabungan yang menjalankan tugas pengamanan tidak mau terpancing dan tetap menghadapi massa secara persuasif, dengan melakukan pendekatan dan upaya mediasi.
Namun kelompok Lamtoras malah menyambut petugas dengan tindakan yang mengarah anarkis dengan melakukan perlawanan serta pemukulan terhadap aparat keamanan yang berjaga-jaga.
Menghadapi aksi massa yang agar provokatif itu, aparat keamanan tetap tidak mau terpancing, sehingga gesekan-gesekan yang lebih parah dapat dihindari dan kondisi berhasil dikendalikan.
Selanjutnya dengan pendekatan persuasif, upaya mediasi berhasil dilakukan Kapolres Simalungun bersama Dandim 0207/Sml serta staf ahli Gubernur Sumut.
Pada kesempatan tersebut Kapolres Simalungun AKBP Ronald FC Sipayung mengatakan, bahwa patroli yang dilakukan petugas gabungan hanya untuk memastikan dan mengecek kebenaran informasi yang diterima pihaknya.
Informasi yang diterima petugas keamanan itu, terkait adanya kelompok Lamtoras di Sihaporas yang melakukan penutupan-penutupan jalan, dengan menebang pohon dan kemudian melintangkannya di tengah jalan, sehingga tidak bisa diakses dan dilewati.
“Dan memang tadi kita ke sini kita temukan itu, kurang lebih ada 10 titik dan kita tadi langsung melakukan tindakan pembersihan, kita memotong pohon-pohon yang menghalangi jalan,” ujar Kapolres Simalungun.
Ditambahkan Kapolres, pihaknya juga melakukan patroli, karena mendapat info atau laporan adanya lokasi pembibitan PT.TPL yang tidak dijinkan dirawat oleh PT.TPL. “Jadi kita memastikan akan hal itu juga,” tutupnya. (RIKKOT MANIK)