Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINESUMATERASumatera Barat

Wako Erman: Kota Bukittinggi Merupakan Kota Sejarah Sejak Kolonial Belanda 

×

Wako Erman: Kota Bukittinggi Merupakan Kota Sejarah Sejak Kolonial Belanda 

Sebarkan artikel ini

Views: 230

BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Untuk mengenal sejarah  PDRI  bagi generasi milenial, perlunya dilakukan pengkajian melalui  Seminar sehingga  memperkaya ilmu bagi pelajar.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mendukung pelaksanaan Seminar Nasional bertajuk “Menolak Lupa Peran Bukittinggi dalam Pemerintahan Darurat Republik Indonesia”, yang digelar di Istana Bung Hatta, pada 19 Desember 2022 bertepatan dengan Hari Bela Negara.

Dukungan  disampaikan  kepada Plt Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat Suprapto Sastro Atmojo, saat bersilaturahmi di rumah dinas wali kota, Belakang Balok Bukittinggi, Senin (22/8/2022).

Masyarakat mengenal kota Bukittinggi sebagai kota wisata. Padahal kota ini memiliki nilai sejarah sejak zaman Belanda hingga masa pergerakan kemerdekaan.

Peran Bukittinggi dalam Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, kata wali kota, merupakan tema yang tepat untuk diangkat dalam seminar nasional.

“Sejarah mencatat bahwa Bukittinggi pernah menjadi ibu kota negara,” ungkap wali kota, didampingi Kepala Dinas Kominfo Erwin Umar dan Kabid Humas Ramon.

Wali kota mengakui, saya gemar membaca sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia, termasuk peran Bukittinggi dalam pergulatan memperebutkan kemerdekaan”.

Plt Ketua PWI Suprapto mengatakan seminar nasional memiliki urgensi yang sangat kuat bahkan  nilai sejarah kepada kaum milenial agar mereka memahami, tanpa peran Bukittinggi dalam pergerakan kemerdekaan, negara Indonesia tidak ada dalam peta dunia.

“Harus diakui, dengan ditunjuknya Bukittinggi sebagai ibu kota negara, kedaulatan Indonesia bisa dipertahankan,” ungkap  Prapto, sapaan akrabnya.

Ketua PWI Bukittinggi Anasrul, “warga Bukittinggi dan Agam sebaiknya lebih menguasai sejarah kampung halamannya dan bukan sebaliknya, bertanya kepada orang luar daerah tentang Bukittinggi”.Anasrul mengatakan, peserta seminar  diprioritaskan kepada dosen, guru SLTP dan SLTA.

“Tujuannya peran Bukittinggi dalam Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dapat dipahami  kaum milenial,” pungkas Anasrul. (Yet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *