Views: 252
CIAMIS, JAPOS.CO – Sebagian besar pencari kerja (pencaker) di tatar galuh Ciamis didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Umumnya mereka menyasar bekerja di luar kota dengan harapan mendapat penghasilan tinggi.
Pantauan tim Japos.co, di Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Ciamis, Selasa (19/7), pencaker umumnya baru lulus SMK. Meski demikian, banyak pula lulusan SMA bahkan SMP dan SD yang ikut membuat kartu pencari kerja atau Kartu AK 1 yang juga sering disebut kartu kuning.
Mereka biasanya datang bersama dengan rekan satu sekolah. Selain itu, mereka memilih untuk mengenyam pendidikan di SMK dengan harapan setelah lulus sekolah dapat langsung bekerja. “Mau cari kerja di Karawang, sebelumnya ada teman yang sudah kerja di sana. Semoga saja bisa langsung diterima dan kerja,” kata Anti, lulusan SMK yang tengah mengurus kartu kuning.
Banyaknya pemohon kartu AK 1, juga dibenarkan Kepala Disnaker Ciamis, H. Okta Jabal Nugraha, ST, didampingi Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Nonok Herlina. Menurutnya, saat ini jumlah pencaker hingga akhir Juni 2022 sebanyak 6.067 orang, meningkat dibandingkan Mei sebanyak 3.178 orang. “Ada peningkatan, karena kan baru ada kelulusan. Setelah lulus langsung mencari kerja, dengan membuat kartu AK 1,” ujar H. Okta.
Umumnya pencaker memilih daerah industri atau kota besar yang banyak perusahaan. Di antaranya Tangerang, Bekasi, Karawang dan sekitarnya. “Ketika ditanya, umumnya mereka pilih ke wilayah barat yang banyak industri dan perusahaan,” tutur H. Okta.
Sementara Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dra Nonok Nurlina menambahkan, Disnaker Ciamis juga bekerjasama dengan sejumlah perusahaan berkenaan dengan lowongan pekerjaan yang dibutuhkan. Lowongan pekerjaan tersebut, tidak hanya ditempel di Kantor Disnaker, tetapi juga disebar lewat media sosial.
“Termasuk juga disampaikan lewat Bursa Kerja Khusus (BKK) di sekolah. Bursa kerja ini khusus untuk alumni sekolah tersebut. Banyak diantara mereka yang pilih kerja di luar daerah dengan harapan mendapat penghasilan lebih besar,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, peningkatan jumlah tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten Ciamis ke luar negeri. Peningkatan itu berkenaan dengan pandemi Covid-19 mulai landai, sehingga sejumlah negara menerima pekerja migran.
“Sebelum Covid-19, Tahun 2019 Disnakertrans Ciamis memberangkatkan sekitar 200 pekerja migran Indonesia (PMI). Ketika Covid tahun 2021 hanya mengirim 65 orang. Tahun 2022 sampai dengan Juni, sudah 65 orang. Sebagian besar TKI asal Ciamis, lanjutnya berasal dari wilayah Kecamatan Lakbok, Purwadadi dan Pamarican. Sedangkan negara tujuannya kebanyakan Taiwan, Hongkong dan Singapura, “ pungkas Nonok. (Mamay)