Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Keripik Asal Ciamis Tembus Luar Negeri

×

Keripik Asal Ciamis Tembus Luar Negeri

Sebarkan artikel ini

Views: 125

CIAMIS, JAPOS.CO – Jawa Barat dikenal bagi sebagian orang dengan cemilan pedasnya. Seperti bisnis yang dibangun oleh perempuan asli Ciamis bernama Rini Susilawati atau akrab disapa Rini.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Rini merupakan produsen keripik beling pedas dengan merek Beledag.id. Ia bercerita bahwa produk berbahan dasar singkong ini telah terbang hampir ke seluruh pulau, mulai dari Pulau Jawa, Bali, hingga Kalimantan. Bahkan juga telah terbang paling jauh ke Malaysia dan Singapura.

“Pengiriman sudah hampir seluruh Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa seperti Bali, Wamena paling jauh. Kalau ke luar negeri Malaysia dan Singapura itu juga terima orderan dari platform Shopee ekspor,” tutur Rini kepada para awak media.

Bermodalkan ilmu sendiri, kini bisnis Rini telah berkembang pesat. Sebelumnya hanya produksi di rumah sendiri, kini memiliki tempat produksi khusus. Omzet yang didapat Rini jumlahnya juga bukan main. Rata-rata omzetnya sehari mencapai Rp 10-14 juta per hari. “Rata-rata (omzet) Rp 10-14 juta per hari itu juga gimana penjualan kadang naik juga kadang turun,” kata Rini.

Meski begitu, pencapaian yang didapatkan Rini tidak semudah itu. Rini bercerita awalnya, setelah lulus kuliah pada 2017, dia bekerja di sebuah perusahaan menjadi bagian administrasi. Namun mengingat jarak dari rumah ke tempat kerja terlampau jauh, akhirnya Rini berpikir untuk berbisnis dengan ilmu semasa di bangku kuliahnya jurusan bisnis. Awal berbisnis, Rini hanya seorang reseller dari sebuah produsen keripik beling. Beberapa bulan bisnis itu ramai, namun terhambat beberapa kendala. Hingga akhirnya memutuskan untuk memproduksi sendiri.

Ketika awal proses memproduksi keripik beling sendiri, Rini mengaku sempat mengalami kerugian sampai 2 juta. Sebab ketika mencoba membuat produk sendiri, prosesnya tidak mudah dan beberapa kali gagal. “Sempat mengalami kegagalan, kerugian cukup besar sampai Rp 1-2 jutaan. Kan gagal terus, bikin keripik ini, gagal bikin adonannya. Kemudian ya saya saat itu bertekad Insyaallah saya nggak mau nyerah mencoba terus hingga hasilnya sempurna dan bisa untuk dijual,” ujar Rini.

Setelah beberapa kali gagal, akhirnya keripik beling buatan Rini sendiri berhasil dibuat. Kala itu masih 2017, Rini mulai menjual produknya itu teman-teman, warung dan toko online seperti Shopee hingga Tokopedia. “Dulu kan dikemas kecil-kecil, waktu itu bikin sendiri sehari hanya bisa buat 1 kilo prosesnya 4-5 jam. Dapat dibungkus kecil-kecil jadi 18 bungkus, paling ke teman-teman dulu waktu itu. Kemudian mencoba dijual ke toko online Shopee, Tokopedia, Bukalapak, walaupun waktu itu yang beli nggak sebanyak sekarang,” ungkapnya.

Dibandingkan dengan sekarang ini, produksi keripik beling Rini ini bisa memproduksi 100-200 kilogram (kg) per hari. Dengan rata-rata pembelian di toko online mencapai 50 hingga bahkan pernah mencapai 200 pesanan. “Ini kadang juga naik turun, sampai pernah 100 orderan, atau kadang 50, 70, paling tinggi pernah 200 orderan,” ungkapnya.

Rini mengatakan, saat ini dirinya telah memiliki mesin khusus untuk mengolah keripik belingnya. Terdapat mesin oven yang kapasitas masing-masingnya mampu membuat 50 kilogram keripik selama sehari. Saat ini, Beledag keripik beling milik Rini dikembangkan memiliki delapan varian rasa yang berbeda. Walaupun begitu, yang merupakan favorit banyak orang adalah yang varian pedasnya.

Dengan penghasilan mencapai lebih dari Rp 10 juta, Rini mengaku sebagian dari omzet itu digunakan untuk memenuhi keperluan bisnis. Misalnya membeli rumah produksi sendiri, dan satu lagi masih menyewa. Kemudian menambah mesin hingga telah membelikan rumah untuk keluarga dan diri sendiri. (Mamay)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *