Views: 234
KOTA PEKALONGAN, JAPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan tengah menggemborkan pentingnya pembangunan yang berperspektif gender untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.
Hal ini penting dilakukan melihat budaya patriarki berkembang di Kota Pekalongan dan dapat memicu kekerasan dalam rumah tangga. Pemkot Pekalongan mendukung strategi pengarustamaan gender agar masyarakat Kota Pekalongan memperoleh kehidupan yang lebih baik karena pembangunan ditujukan untuk kepentingan seluruh masyarakat tanpa membedakan jenis kelamin tertentu.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Pekalongan, Nur Agustina SPsi MM menjelaskan bahwa indeks pemberdayaan perempuan di Kota Pekalongan perlu ditingkatkan.
“Indikator penunjang yakni peran perempuan di parlemen harus ditingkatkan, kemudian perempuan sebagai manajerial atau profesional sudah cukup bagus angkanya. Selanjutnya yang ketiga sumbangan pendapatan yang kurang perlu ditingkatkan,” jelas Agustin saat ditemui di Kelurahan Kalibaros, Senin (6/6/2022).
Diterangkan Agustin, kalau ditelisik permasalahan perspektif gender yakni kekerasan, pernikahan siri, atau kasus perceraian yang tinggi yang banyak diajukan perempuan.
“Kami seringkali mengusung pentingnya strategi pengarusutamaan gender karena ada budaya patriarki/budaya keayahan yakni memandang laki-laki lebih dominan. Masyarakat Kota Pekalongan masih memandang tinggi budaya patriarki ini dan ini berdampak pada tatanan cara pandang keterlibatan perempuan dan laki-laki dalam pembangunan,” jelas Agustin.
Agustin menyontohkan, misalnya menganggap pihak perempuan tidak perlu mengambil peran di sektor yang dianggap maskulinitas, padahal sebetulnya peran itu harus ada agar dapat menyeimbangkan ide dan inisiatif yang feminin.
“Boleh jadi usul ini keluar dari laki-laki yang telah teradvokasi yang pengarustamaan gender sehingga harapannya budaya patriarki semakin terkikis dan muncul budaya perspektif kesetaraan gender,” kata Agustin.
Menurut Agustin pentingnya pengarusutamaan gender dimulai dari kegiatan penganggaran dan pembangunan yakni dengan melibatkan perempuan sehingga dari segi akses, partisipasinya, kontrol, dan manfaat tak terlalu timpang dengan laki-laki.(sofi)