Views: 183
KOTA PEKALONGAN, JAPOS.CO – Fenomena Perigee disebut menjadi penyebab banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah (Jateng) pada Senin (23/5/2022) lalu.
Pernyataan itu sebagaimana disampaikan Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Ganis Erutjahjo. Fenomena Perigee membuat gelombang di Perairan Utara Jawa Tengah mencapai 2,5 meter dan menyebabkan banjir di sejumlah kawasan pesisir.
Fenomena Perigee merupakan fenomena astronomi di mana bulan sedang berada di perigee atau titik terdekat bulan terhadap bumi. Dampak paling utama dari fenomena perigee adalah peningkatan air pasang karena adanya gravitasi Bumi.
Kalakhar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan, Saminta melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, Dimas Arga Yudha mengungkapkan bahwa, berdasarkan informasi dari BMKG yang diterima BPBD Kota Pekalongan bahwa Bulan Mei, Juni dan Juli posisi bulan dengan bumi di jarak terdekat sehingga pada bulan-bulan ini kemungkinan berdampak pada gelombang pasang. Terlebih, pada Bulan Mei lalu, beberapa sungai di Kota Pekalongan sempat melimpas naik ke permukaan akibat air laut yang melalui muara.
“Adapun prediksi gelombang air laut yang diterima BPBD melalui BMKG bisa diinformasikan bahwa, sepanjang Bulan Mei, Juni, dan Juli ada kemungkinan naiknya gelombang air laut ataupun ketinggian ombak di pesisir Kota Pekalongan. Namun, trendnya di Bulan Juni ini cenderung ada penurunan dibandingkan pada Bulan Mei lalu,” tutur Dimas, saat dikonfirmasi di kantornya, Selasa (7/6/2022).
Kendati demikian, kewaspadaan dan antisipasi perlu disiapkan oleh masyarakat baik yang tinggal di pesisir, sedang melakukan aktivitas di laut, maupun berada di sempadan-sempadan sungai. Mereka perlu memahami kapan dan jadwal air laut mengalami pasang agar masyarakat bisa melakukan upaya-upaya meminimalisir dampak/resiko yang ditimbulkan.
Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan bahwa, pada tanggal 23-29 Mei 2022 silam, Kota Pekalongan mengalami puncak gelombang pasang hingga 1,4 meter, adapun jadwal di Bulan Juni ini mulai tanggal 4-7 Juni ini maksimal sampai dengan 1,1 meter. Menurutnya, ketinggian air pasang tersebut masuk kategori sedang tetapi untuk wilayah pesisir Pantai Utara bisa berpotensi terhadap banjir dan rob, namun tidak berdampak terlalu signifikan.
“Tetapi kita sudah melewati fase itu ternyata tidak begitu berdampak secara signifikan terhadap wilayah-wilayah yang sebelumnya terjadi banjir. Dengan demikian, jadwal yang dikeluarkan BMKG kecenderungannya ada penurunqndibandingkan bulan lalu. Masyarakat diharapkan tidak lengah dan meningkatkan kewaspadaan di jam-jam pasang juga harus diwaspadai. Misalkan, tanggal 4-7 Juni biasanya pada jam 2 siang-6 sore terjadi pasang setinggi 1,1 meter, ini masih kategori sedang,” pungkasnya.(sofi)