Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINERiauSUMATERA

Polusi Abu Meresahkan, Karang Taruna Tapung Hulu Datangi Proyek Jalan Lintas Provinsi

×

Polusi Abu Meresahkan, Karang Taruna Tapung Hulu Datangi Proyek Jalan Lintas Provinsi

Sebarkan artikel ini

Views: 228

KAMPAR, JAPOS.CO – Organisasi sosial Pengurus Anak Cabang (PAC) Karang Taruna Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau datangi pihak rekanan kontraktor pengerjaan proyek rekontruksi jalan lintas Provinsi di Desa Sukaramai, Sabtu (4/6/2022).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kedatangan organisasi sosial tersebut disebabkan keresahan masyarakat atas tebaran polusi udara abu tebal dari material proyek sepanjang jalan.

Di lokasi, M Sobirin selaku ketua PAC Karang Taruna Kecamatan Tapung Hulu kepada media mengatakan, pihaknya sengaja menemui pihak kontraktor disebabkan keresahan masyarakat.

“Kami sengaja datangi pihak kontraktor yang mengerjakan proyek jalan ini karena masyarakat resah dengan volusi abu,” kata M Sobirin.

Dengan tegas,yang akrab dipanggil Ucok Nasotion meminta pertanggungjawaban pihak kontraktor, pengawas proyek serta pihak pengawas Dinas PUPR Propinsi Riau, agar segera menanggulangi volusi abu yang sangat meresahkan masyarakat umum,baik pengguna jalan.

“Kita meminta pertanggungjawaban pihak pengawas proyek, mengapa bisa abu tebal menyelimuti dibiarkan tidak disiram. Kita meminta mereka dapat menanggulangi dampak proyek yang meresahkan itu,” tegasnya.

“Apakah tidak ada Budged anggaran perawatan penyiraman material proyek yang menimbulkan abu tebal itu, bagaimana SOP pengerjaanya,” tanya dia kepada pihak pengawas proyek.

Ucok Nasution menambahkan, pihaknya meminta kepada kontraktor agar dapat menunjukkan dokumen petunjuk teknis kerja (bastek) guna dilakukan koreksi terhadap pelaksanaan pengerjaan jalan.

“Kita meminta keterbukaan pihak kontraktor agar menunjukkan dokumen petunjuk teknis kerja atau bastek nya. Bagaimana SOP kerjanya, mengapa tidak semua jalan yang rusak dilakukan pengerukan lalu ditimbun, hanya ada satu titik dengan volume sedikit saja yang dikeruk lalu ditimbun, lalu alat pengeruknya mengapa menggunakan grader (alat pemerata tanah), ” terang Ucok

Di kesempatan yang sama, seorang pekerja proyek bernama Dedy mengaku sebagai pengawas dari pihak kontraktor saat diwawancarai mengakui tidak memiliki anggaran guna penyiraman badan jalan yang dikerjakan.

“Anggaran untuk perawatan yang ada bang, anggaran penyiraman tidak ada,” jelas Dedy.

Kata Dedy, penyiraman jalan tidak dilakukan dikarenakan armada tangky penyiraman tidak dapat dioperasikan(rusak)

Menurut Dedy, sebelumya armada tangky penyiraman sudah standby dari Pekanbaru, dirinya menganggap itu ada kendala saat diperjalanan kelokasi proyek.

Akibat kendala tersebut, Dedy mengaku lokasi proyek pengerjaan jalan Suka Ramai tidak ada penyiraman dari sejak awal pengerjaan, terkesan ada indikasi pembiaran.

“Kami memang tidak menyiram badan jalan beberapa hari ini, disebabkan armada tangky penyiraman tidak dapat digunakan, pompa mesin air nya rusak, tapi kami berkomitmen mulai sekarang akan selalu dilakukan penyiraman guna mengantisipasi tebaran abu tebal, ” ucap Dedy.

Ketika ditanya seputar pelaksanaan pengerjaan proyek, Dedy mengaku pihaknya bekerja berdasarkan petunjuk teknis SOP kerja (Bastek). Dedy mengatakan tidak memiliki dokumen bastek yang ia maksud dan berjanji akan membawanya guna dapat dilihat.

“Kami kerjakan proyek sesuai teknis, sesuai SOP (bastek) tapi saya gak ada bawa dokumen petunjuk teknis kerjanya. Dokumen bastek nya tebal bang, tapi saya janji akan bawa dokumen itu agar dapat dilihat, ” kata Dedy.

Dedy juga menjelaskan bahwa pengerjaan proyek tidak melakukan pengerukan badan jalan untuk ditimbun kembali menggunakan base (pecahan batu kerikil).

“Proyek ini adalah rekontruksi, makanya gak ada pengerukan untuk ditimbun kembali menggunakan base, yang ada hanya menyerak base (pecahan batu kerikil) dijalan yang rusak saja tanpa dikeruk. Adapun satu titik yang kami keruk menggunakan greder karena kondisi tanah itu goyang saat dilintasi armada, ” demikian disampaikan Dedy.

Terpisah, Ucok Nasotion menambahkan, kenapa setelah didatangi pihak pelaksana proyek langsung ada penyiraman.Menurut dia volusi abu dari awalnya pengerjaan  tidak ada penyiraman dinilai sudah merupakan pembiaran.

Telah diberitakan sebelumnya, proyek jalan di Desa Sukaramai berpotensi mengancam dan resahkan masyarakat. Keresahan terjadi akibat dampak volusi udara tebaran abu tebal yang menyelimuti areal jalan hingga menebar ke pemukiman warga sekitar.

Sementara pihak dari konsultan pengawas proyek tersebut dan pihak PUPR Provinsi Riau ketika ditemui di lapangan bergegas pergi dan menghilang dari lokasi diduga bungkam menghindari konfirmasi tatap muka oleh tim media.(Dh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *