Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINESUMATERASumatera Barat

Camat MKS: SAMPOLARI Kurangi Beban Sampah Kota Bukittinggi 

×

Camat MKS: SAMPOLARI Kurangi Beban Sampah Kota Bukittinggi 

Sebarkan artikel ini

Views: 240

BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Persoalan sampah merupakan pelik di Kota  Wisata Bukittinggi. Disebabkan kota kunjungan, Kota Wisata sehingga berdampak buruk terhadap kebersihan kota.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Mengatasi persoalan sampah tersebut khusus wilayah Kec. Mandiangin Koto Salayan, Camat Mihandrik lahirkan inovasi terkait sampah. Sehingga dapat mengurangi beban sampah Kota.

Bukittinggi dengan luas 25 km persegi dan tiga Kecamatan. Sementara Kecamatan Mandiangin Koto Salayan ( MKS), penanganan sampah dilakukan cara tersendiri.

“Dengan melahirkan inovasi khusus wilayah dengan penduduk 55 772 jiwa dan 9 Kelurahan,” ulas Mihandrik.

Kota yang sering dikunjungi  wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan lokal. Dengan banyaknya pengunjung  wisata  otomatis Bukittinggi merupakan salah satu kota penghasil sampah terbesar ini merupakan masalah yang paling utama di Kota.

Data  dinas terkait, jumlah  produksi sampah per hari di Bukittinggi sekitar 115,95 ton perhari. Dengan pembuangan satu TPA  berlokasikan di Payakumbuh yang hampir penuh.

Camat MKS, Mihandrik, S. STP, M.Si, menjelaskan penanganan sampah dengan sistim  “SAMPOLARI” (Sampah Olah Sendiri), dapat mengurangi beban sampah kota” ulasnya, Selasa (19/4/2022).

Program SAMPOLARI, Program Olah Sampah Sendiri berbasis rumah tangga dan Pemberdayaan masyarakat serta melibatkan masyarakat untuk  pengolahan sampah secara mandiri. Program SAMPOLARI berawal hasil survey yang dilakukan BAPPENAS beserta Tim. Sampah Rumah Tangga  berkisar 52,36% dan sampah Non Rumah tangga berkisar antara 47,64%.

“Maka kecamatan MKS menginisiasi  solusi dan inovasi penuangan sampah dengan  mengaplikasikan optimisasi sistem SAMPOLARI di masing  rumah tangga. Kelurahan Garegeh sebagai pilot project yang sudah berjalan beberapa bulan,” jelas Camat.

Sosialisasi dilakukan pada  warga guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Program SAMPOLARI. Teknis di lapangan, cara kerja. Sampah lingkungan tumah tangga  memiliki 2 jenis, organik dan anorganik. Kalau warga menyadari sampah organik  berguna untuk tanaman dan sampah anorganik. Dapat dijual kiloan, secara logika akan berkurang tumpukan sampah yang akan dibawa oleh PPSU (Petugas Pengambil Sampah Umum) ke TPA.

“Program “SAMPOLARI” pengelolaan Sampah di kota Bukittinggi bisa dikendalikan dan bisa ditertibkan” tegas Mihandrik. (Yet).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *