Views: 198
BANTEN, JAPOS.CO – Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy secara resmi membuka Pelatihan Dasar Manajemen Bencana Baznas Tanggap Bencana (BTB) Banten di Hotel Ratu, Kota Serang, Rabu (16/3/2022).
Dalam sambutannya, Andika meminta semua pihak dapat memperkuat upaya-upaya mitigasi bencana dalam menghadapi potensi bencana.
“Mengingat kita di Banten ini termasuk daerah dengan potensi bencana yang relatif tinggi, maka yang harus diperkuat adalah mitigasinya,” kata Andika.
Hadir pada acara tersebut unsur pimpinan Baznas RI, Zainul Bahar dan Ketua Baznas Provinsi Banten Syibli Sarjaya.
Diungkapkan Andika, mitigasi atau upaya memperkecil resiko dari dampak bencana sudah banyak dan intens dilakukan Pemprov Banten bersama Pemda-Pemda di Provinsi Banten.
Meski begitu, mengingat potensi bencana yang juga relatif besar, maka peran relawan dan organisasi penanggulangan bencana dari elemen masyarakat juga sangat diperlukan.
Upaya mitigasi yang sudah dilakukan dimaksud, diantaranya pembuatan jalur evakuasi beserta shelter keselamatannya di daerah-daerah rawan bencana tsunami, hingga sosialisasi rawan dan tanggap bencana yang gencar diberikan kepada masyarakat di kawasan rawan bencana.
“Kami (Pemprov Banten, red) itu hampir setidaknya satu bulan sekali menerima laporan dari BMKG (badan meteorologi, klimatologi dan geofisika) gempa, khususnya di wilayah pesisir laut kita di Selatan dan Barat. Meskipun skalanya kecil-kecil, tapi tetap itu membutuhkan kewaspadaan,” paparnya.
Baru-baru ini, lanjut Andika, di Provinsi Banten juga baru saja mengalami bencana hidrometeorologi berupa banjir di Kota Serang yang diakibatkan oleh curah hujan yang tingggi di daerah hulu Sungai Cibanten yakni di kawasan Ciomas, Kabupaten Serang.
Bendung Sindangheula yang berperan menampung air di hulu Sungai Cibanten mengalami kelebihan kapasitas dari kapasitas maksimal 9 juta kubik, akibat curah hujan yang tinggi tersebut mengalami kelebihan volume akhir hingga 2 juta kubik.
“Nah, kelebihan air ini lah yang mengalir secara alami ke Sungai Cibanten. Sayangnya, Sungai Cibanten mengalami penyempitan sehingga tidak mampu mengalirkan secara baik kelebihan air tersebut ke hilir,” imbuhnya.
Lebih jauh, Andika menekankan agar relawan Baznas terus meningkatkan jiwa kerelawanan yang senantiasa memiliki semangat dan dedikasi penuh dalam menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.
Andika meminta pelatihan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan mitigasi bencana, serta mempertajam intuisi atas apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
“Pemprov Banten juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Baznas Banten yang terus berinovasi. Tidak cukup hanya sebagai amil zakat, tapi juga peduli secara konkrit dengan bencana dengan membentuk relawan Baznas tanggap bencana,” kata Andika.
Sementara itu ketua Baznas Banten, Syibli Sarjaya mengatakan BTB adalah program Baznas dalam menyikapi perkembangan dunia sosial dan kemanusiaan akhir-akhir ini.
Menurut dia, Baznas kemudian merasa perlu untuk membentuk relawan bencana yang dapat diturunkan ke wilayah-wilayah yang tertimpa bencana sehingga bisa menyalurkan langsung dana zakat dan sedekah yang dikumpulkan Baznas.
“Hari ini kami Baznas Banten Alhamdulillah menggelar pelatihan dasar manajemen bencana yang diikuti oleh 28 relawan BTB,” kata Syibli. (Yan/Adpim)