Views: 345
BANJAR, JAPOS.CO – Persoalan minyak goreng bersubsidi yang menghilang dipasaran dan banyaknya pedagang minyak goreng secara online yang memberlakukan harga tak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, terakhir ini terus menjadi sorotan. Termasuk keberadaan minyak goreng di Kota Banjar yang dinyatakan surplus 4 ton untuk Februari 2022 sekarang ini.
Sementara, di pasaran kebutuhan pokok masyarakat tersebut (minyak goreng) mengalami kelangkaan. Bahkan kosong khusus stok minyak goreng bersubsidi.
Menyikapi kegalauan masyarakat atas keberadaan minyak goreng belakangan ini, Ketua Komisi 2 DPRD Kota Banjar Bidang Perekonomian dan Keuangan, Asep Saefurrohmat bersama anggota DPRD Kota Banjar melakukan inspeksi mendadak ke distributor minyak goreng, pasar tradisional dan ritel toko modern di Kota Banjar, Senin (14/2). “Kebutuhan minyak goreng di Kota Banjar mencapai 5 ton per hari. Hal ini sesuai prognosa pangan. Terkait ketersediaan atau kiriman minyak goreng untuk mencukupi kebutuhan di Kota Banjar, untuk saat ini masih tanda tanya. Saat kami ke distributor, mereka seolah tertutup. Berlatar itu, kami tidak mengetahui persis jumlah minyak goreng yang didistribusikan untuk alokasi di Kota Banjar,” ujar Asep.
Menurutnya, Satgas Pangan berwenang melakukan investigasi lebih detail, termasuk pengawasan distribusinya sampai tingkat pengecer atau konsumen ditengah masyarakat. “Saya merasa khawatir saja, saat minyak goreng bersubsidi langka dipasaran. Sementara, banyak contoh minyak goreng dijual secara online melebihi HET yang ditetapkan pemerintah. Apakah menjual minyak goreng di online dengan melebihi HET itu, melanggar aturan atau tidak ? Kondisi riil ditengah masyarakat selama ini, seharusnya dievaluasi dan dikaji ulang. Termasuk indikasi adanya panic buying itu,” ujar Asep.
Lebih lanjut Komisi 2 DPRD Kota Banjar mendorong Pemkot dan instansi terkait menertibkan distributor untuk mendistribusikan minyak goreng agar sesuai peraturan yang berlaku. “Harga minyak goreng jangan terlalu jomplang dari harga eceran tertinggi yang dibeli distributor dan dijual kepada masyarakat sesuai dengan aturan. Berdasarkan Permendag Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyak Goreng Sawit yang diberlakukan sejak 1 Februari 2022. Bahwa, HET untuk minyak goreng curah sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter. Kami, DPRD Kota Banjar mendorong Satgas Pangan untuk selalu mengawasi keadaan mata rantai terkait pengadaan pendistribusian minyak goreng di Kota Banjar, karena ada sebuah kekhawatiran kita adanya oknum-oknum yang bermain dibalik minyak goreng langka dan harga tak sesuai HET yang diberlakukan pemerintah itu,” ungkap Asep.
Berlatar banyaknya persoalan minyak goreng dirasakan masyarakat selama ini, dikatakan Asep, pihaknya mendorong Pemkot Banjar untuk mengkomunikasikan dengan Bulog supaya melaksanakan Operasi Pasar. “Jelang Hari Raya Lebaran nanti, jangan sampai stok pangan masyarakat Kota Banjar, termasuk minyak goreng mengalami kekurangan atau kosong. Persoalan ini seharusnya diantisipasi sejak dini, sebelum permasalahan baru bermunculan. Misal, gegara minyak goreng kosong, kebutuhan pokok masyarakat lainnya juga kosong,” ucapnya.
Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Banjar, H. Edi Herdianto, mengakui, sebelumnya sempat direncanakan Pemerintah Provinsi Jabar untuk menggelar Operasi Pasar Minyak Goreng. “Rencana Operasi Pasar itu, saat minyak goreng terus naik dan mengalami kelangkaan. Namun, seiring ada kebijakan pemerintah pusat terkait HET minyak goreng yang diberlakukan. Kemudian, kondisi minyak goreng di pasaran mendekati normal saat itu, rencana mengalami pembatalan. Saat ini direncanakan dibahas ulang dengan melibatkan Bulog,” ujar H. Edi.
Adapun perusahaan distributor minyak goreng yang terdata di Kota Banjar selama ini, kata H. Edi, diantaranya, PT Indomarco Adiprima, PT Segitiga, Toko Mulia dan PT Banjar Distribundo Raya. Menurutnya, prognosa ketersediaan minyak goreng sampai Februari 2022 ini, terdata produksi atau pasokan capai 154,3 ton.
Kemudian, kebutuhan per bulan 150,1 ton atau 5 ton per hari. “Minyak goreng surplus 4 ton. Hal ini sesuai prognosa ketersediaan minyak goreng sampai Februari 2022. Anehnya, saat surplus itu mengalami kelangkaan minyak goreng. Mudah-mudahan saja ada titik temu permasalahan tersebut secepatnya,” tandasnya. (Mamay)