Views: 366
BUKITTINGGI, JAPOS.CO – PDAM Bukittinggi terancam kehilangan sumber air bersih yang berasal dari Sungai Tanang. Hal tersebut dikarenakan setelah berakhirnya Perjanjian Kerjasama (PKS) Pemko Bukittinggi dengan Yayasan Pembangunan Nagari Sungai Tanang (YPSNT). Hal tersebut disampaikan Yusrial di Sekretariat PWI Bukittinggi Rabu (2/2/2022).
Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait sumber air PDAM di Sungai Tanang Kabupaten Agam mempertanyakan nilai bagi hasil yang diserahkan Pemerintah Kota Bukittinggi kepada masyarakat Sungai Tanang. Perjanjian kerja sama, Pemko (pihak I) dan YPSNT (pihak II), yang diikat dengan tiga point. Menjelaskan pihak II, memberikan kontribusi 10 persen dari nilai harga jual Air PDAM / m3.
“Pemko wajib memasang water meter di pusat sumber air, dan Pemko harus mempekerjakan Anak Nagari Sungai Tanang minimal 3 orang” demikian Yusrial ketua YPSNT di Sekretariat PWI Bukittinggi.
MOU yang disepakati ternyata Pemko wanprestasi. Karena water meter tidak ada dipasang sampai sekarang. Sehingga menimbulkan kecurigaan besarnya nilai kontribusi yang diserahkan setiap bulan kepada YPSNT.
“Bahkan harga air per m3 tidak dijelaskan” ulas Yusrizal mengkritisi.
Yusrizal menjelaskan, “kontribusi perusahaan air minum Kota Bukitinggi untuk YPSNT, berkisar 36-40 juta perbulannya, tapi saya tidak mengetahui dari mana nilai uang yang hanya mencapai tigapuluh dan empat puluh juta, karena harga dasar 10 persen dari nilai jual harga dasar perkubik tidak dijelaskan secara transparan kepada YPSNT.
Jika dibanding dengan daerah lain kepastian hak-hak masyarakat pemilik sumber air menerima kontribusi, lebih besar nilainya perbulan.
“Bagi kami bukan besar nilai rupiah atau kecilnya kontribusi, yang lebih penting berapa harga dasar perkubik yang terjual pada pelanggan,” ujarnya.
Konfirmasi dengan Direktur PDAM Tirta Jam Gadang Bukittinggi Budi Suhendra. Water meter sudah dipasang dari awalnya. Sehingga didapatlah patokan nilai kontribusi yang dibayarkan ke Anak Nagari Sungai Tanang.
“Terkait tenaga honorer dari Anak Nagari Sungai Tanang sudah kami pekerjaan sebanyak empat orang”, kilah Budi, PDAM Bukittinggi. (Yet)