Views: 234
PANGANDARAN, JAPOS.CO – Tingkat pengangguran yang ada di Kabupaten Pangandaran berangsur menurun selama setahun, menjadi terendah di Jawa Barat Agustus tahun 2021. Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata menyampaikan, total pengangguran menurun 3,28 persen pada tahun 2021.
Sebelumya tingkat pengangguran Pangandaran mencapai 5,08 persen terhitung pada Agustus 2020 sampai Agustus 2021.
Menurut Bupati Pangandaran, dari data capaian Pembangunan Kabupaten Pangandaran tingkat pengangguran terbuka Kabupaten/Kota di Jawa Barat pada tahun 2020 Pangandaran paling rendah dengan capaian 5,08 dibandingkan dengan daerah di Priangan Timur lainnya.
“Kita di bawah Kabupaten Ciamis 5,66, Majalengka 5,84, Kota Banjar 6,73 dan Tasikmalaya 7,12, ini sumber dari BPS,” ujar H Jeje kepada para awak media dalam Forum Bursa Kerja (BKK) Pangandaran di Hotel Horison beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data yang sama, untuk tingkat pengangguran tertinggi di Jawa Barat di Kabupaten Bogor. “Sebagai daerah baru, warga Pangandaran harus bersyukur masih ada peluang untuk membuka usaha di daerah wisata ini, jadi jangan berpikir untuk menjadi pekerja saja. Mengalami penurunan dimulai tahun 2021 sehingga data yang diterima sekarang tingkat pengangguran Kabupaten Pangandaran 2022 terhitung 1,88 persen. Setelah gelombang pertama pandemi Covid-19, sudah banyak lagi karyawan yang mulai kembali bekerja. Ada sebagian yang hijrah menjadi wirausaha,” ungkap H. Jeje.
Selain itu Bupati Pangandaran menegaskan, lulusan yang baru saja keluar tidak hanya ingin menjadi pegawai negeri saja. “Hilangkan mindset bahwa ingin bekerja hanya jadi PNS. Karena masih banyak yang bisa dilakukan, salahsatunya berwirausaha,” tegas H. Jeje.
Dalam Forum Bursa Kerja Kabupaten Pangandaran, Bupati Pangandaran menyampaikan banyak apresiasi kepada F-BKK yang sudah menyalurkan dan memberikan informasi kepada lulusan SMK di Pangandaran. “Lulusan SMK harus ditantang untuk tidak menjadi penyumbang terbesar pengangguran di Pangandaran. Saya berharap semua lulusan sekolah SMK/SMA jika ingin melanjutkan masuk dunia kerja, tidak hanya pergi ke luar kota. Tetapi ciptakan usaha yang bisa memberikan lapangan kerja. Kami ingin mereka memberikan kontribusi untuk Pangandaran. Bayangkan saja 4 juta orang dalam setahun masuk objek wisata Pangandaran, jika seorang membuang 100 ribu. maka ada 500 miliar uang berputar di Pangandaran. Sementara, masih banyak wirausahawan pendatang di Pangandaran. Padahal saya ingin kue dari wisatawan, bisa dirasakan langsung warga Pangandaran,” jelas H. Jeje.
Dalam kesempatan yang sama Ketua FBKK Kabupaten Pangandaran, Finsa Muhamad Pratama mengatakan penyaluran kerja melalui FBKK tingkat penganguran bisa menurun hingga 20 persen.
“Melalui program ini kami ingin lulusan SMK semuanya terserap dunia kerja atau bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi setiap tahunnya. Lulusan SMK yang diberikan informasi kerja dari FBKK Pangandaran sudah bekerja hingga sekarang. Setiap tahunya ada ratusan lulusan SMK yang masuk kerja, sisanya melanjutkan sekolah sambil bekerja di perusahaan yang sudah disalurkan FBKK,” kata Finsa.
Melalui FBKK Finsa berharap adanya kerjasama penyerapan tenaga kerja di industri Pariwisata dan hotel di Kabupaten Pangandaran. (Mamay)
.