Views: 353
INDRAMAYU, JAPOS.CO – Kelangkaan pupuk bersubsidi jenis NPK Phonska membuat kelompok Tani Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu mengeluh. Pasalnya pupuk bersubsidi jenis ini tidak memenuhi RDKK yang diharapkan oleh kelompok tani.
Selain itu juga ada agen kios pupuk yang nakal menjual diatas HET yang telah ditentukan. Para Petani berharap masalah ini bisa disikapi pihak terkait.
Salah satu kelompok Tani Desa Gadel yang tidak bersedia disebut namanya mengaku membeli pupuk bersubsidi dengan sistem paket pupuk non subsidi TS Padi Kuning melalui Kios Adi Mulya Desa Gadel yang memberatkan kelompok Tani.
Sementara Raksabumi Desa Gadel Warja mengaku membeli pupuk bersubsidi urea Rp 230 Ribu per kuwintal, sedangkan pupuk Phonska Rp.235 Rb membeli di kios pupuk Adi Mulya Desa Gadel dikonfirmasi di kantornya Rabu (19/1/2022).
Pemilik kios Pupuk Adi Mulya Hajjah Rasono saat diklarifikasi penjualan sistim paket,i a membantah.Pihaknya menjual pupuk subsidi jenis urea, NPK Phonska dan pupuk non subsidi merek Padi Kuning seharga 300 Ribu per kuwintal tidak memaksakan para petani tergantung permintaan.
Disinggung penjualan pupuk bersubsidi diatas HET. Ia membantah dengan menunjukan harga HET pupuk subsidi urea Rp.225 Rb per kuiwntal dan NPK Phonska Rp.230rb.Pihaknya menjual pupuk subsidi urea sebanyak 48 ton dan Phonska 54 ton diklarifikasi di kiosnya Rabu (19/1).
Ditempat lain pemilik kios Pupuk Sri Mulya Tani Desa Kerticala Sri Mulyati mengaku pupuk bersubsidi NPK yang kuota sangat minim dari RDKK 65 ton yang baru dikirim sekitar 14 ton atau sekitar 21 ℅ saja.
Ditempat yang sama Petani Basari berasal dari Desa Karangkerta mengaku kecewa kelangkaan pupuk subsidi Phonska di wilayahnya.
Sementara kepala BPP Kecamatan Tukdana Miharja mengaku kelangkaan pupuk bersubsidi yang belum memenuhi RDKK ini,hal yang biasa setiap tahun.Bahkan pihak kepolisian juga sudah tahu. Karena diduga ada bermain dalam distribusi pupuk bersubsidi tersebut.
Sementara PPL binaan Desa Gadel Casnawi mengatakan sebenarnya program pupuk bersubsidi saat ini sangat ruwet. Distribusi pupuk subsidi urea baru terealisasi sekitar 50 ℅ sedangkan Phonska sekitar 12 ℅.
Ketua Asosiasi Pemilik Kios Pupuk Kecamatan Tukdana Ir H Sugianto mengatakan kios pupuknya yang berlokasi Desa Sukamulya sudah menyalurkan pupuk bersubsidi jenis urea 95% dari 111 ton.Sedangkan phonska 45% dari 124 ton.
“Kelangkaan pupuk NPK Phonska karena distributor PT MUS yang menegemen tidak baik,karena pengirimannya tidak tepat waktu dan pengiriman banyak wilayah.Sehingga hal ini menjadi kendala yang bisa merugikan petani,” terangnya.
Ketua Gerakan Nasional Penegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK RI) Kabupaten Indramayu Karyanto angkat bicara pihaknya meminta Kepada Camat Tukdana perpanjangan dari Bupati Indramayu Nina agar menyikapi kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayahnya dan menindak tegas kios pupuk nakal yang menjual diatas HET.
“Pihak terkait harus sinergi dalam mengawal program pupuk bersubsidi jangan sampai menjadi budaya kelangkaan pupuk biasa tiap tahun.Masyarakat ingin melihat kepemimpinan pemerintah baru dalam menyikapi minimnya distribusi pupuk bersubsidi khususnya jenis Phonska,” pungkasnya (Rasita/JR Manalu)