Scroll untuk baca artikel
BANTENBeritaHEADLINESerang

Tidak Hadiri Undangan Klarifikasi, Ditreskrimum Polda Banten Akan Lakukan Gelar Perkara

×

Tidak Hadiri Undangan Klarifikasi, Ditreskrimum Polda Banten Akan Lakukan Gelar Perkara

Sebarkan artikel ini

Views: 212

SERANG, JAPOS.CO – Penyidik Ditreskrimum Polda Banten sampai saat ini belum dapat melakukan permintaan keterangan terhadap EA, mengaku wartawan dari media online anekafakta.com dalam dugaan pemerasan dan memasuki pekarangan tertutup secara melawan hukum, yang dilaporkan oleh Rofiq Hakim atas peristiwa masuknya EA dan beberapa orang lainnya ke gudang di Balaraja pada 16 November 2021 lalu.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

“Sesuai dengan surat undangan klarifikasi, EA dijadwalkan untuk dimintai keterangan pada Senin (10/01), namun sampai malam ini beliau belum memenuhi undangan dari penyidik sehingga disarankan agar EA dapat memenuhi undangan klarifikasi dan menyampaikan fakta-fakta yang dimilikinya secara langsung kepada penyidik, dibanding membangun persepsi di ruang publik,” kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol. Shinto Silitonga pada Rabu (12/01) malam.

Keterangan EA dinilai penting untuk membuat terang suatu pelaporan, karena EA dan beberapa orang lainnya ada di TKP saat peristiwa tanggal 16 November 2021 lalu.

“Sayang sekali jika undangan klarifikasi tidak dipenuhi, karena sesungguhnya undangan itu dapat dimanfaatkan EA untuk menyajikan fakta-fakta peristiwa, termasuk fakta apakah benar anekafakta adalah industri media dan apakah EA benar adalah wartawan,” jelas Shinto Silitonga.

Sejak Senin (10/01) diketahui terdapat beberapa link berita yang disajikan terkait pernyataan EA, termasuk pernyataan beberapa orang lainnya yang salah satunya dikenali penyidik juga ikut bersama EA ke TKP pergudangan di Balaraja.

“Link berita ini tendensius dan jika itu memang fakta menurut EA dan temannya, sayang sekali kalau tidak disampaikan kepada penyidik dalam permintaan keterangan, tentu saja itu jauh lebih efektif dibanding membangun persepsi di ruang publik,” tegas Shinto.

Sementara itu Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Banten Kompol Akbar Baskoro menyampaikan bahwa jika terlapor tidak bersedia hadir dan memberikan keterangan kepada penyidik, maka penyidik dapat melakukan gelar perkara dengan fakta-fakta yang sudah dikumpulkan sebelumnya.

“Kami sudah menyampaikan undangan klarifikasi, jika terlapor tidak hadir memberikan keterangan maka dapat diputuskan secara prosedural dalam gelar perkara apakah perkara ini dapat ditingkatkan statusnya dari penyelidikan ke penyidikan atau tidak,” kata Akbar Baskoro.

Selanjutnya Akbar Baskoro menyampaikan apabila perkara tersebut layak untuk ditingkatkan ke penyidikan, penyidik dapat melakukan upaya paksa apabila tidak ada itikad baik dan sikap kooperatif dari terlapor.

“Jika perkara ini ditingkatkan menjadi penyidikan maka kami bisa melakukan upaya paksa apabila tidak ada itikad baik dari terlapor,” tutup Akbar Baskoro

Dalam penanganan Laporan Polisi dari masyarakat, Polda Banten taat dengan standar operasional prosedur dengan menjalankan rangkaian penyelidikan terlebih dahulu untuk mengumpulkan informasi, lalu melakukan gelar perkara untuk memastikan ada tidaknya unsur pidana sesuai dengan informasi yang telah dikumpulkan.

“Polda Banten taat terhadap SOP, penyelidikan dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada pelapor dan terlapor memperkuat fakta-fakta mereka, sehingga nantinya disimpulkan dalam gelar perkara untuk menentukan apakah penyelidikan tersebut dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan atau tidak,” kata Shinto Silitonga.

Sebagaimana diketahui, EA dari Aneka Fakta pada akhir Desember 2021 dilaporkan oleh Rofiq Hakim ke Polda Banten dengan pasal pidana atas peristiwa pemerasan dan memasuki pekarangan tertutup orang lain dengan melawan hukum.

Selain itu, pada Desember 2021, Rofiq Hakim juga melayangkan pengaduan ke Dewan Pers terhadap beberapa rilis dari EA yang dinilai tidak sesuai fakta. (Yan/Bidhumas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *