Views: 175
MUKOMUKO, JAPOS.CO – Keluh kesah yang dirasakan oleh para nelayan yang ada di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu dalam mendapatkan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) guna menjalani aktifitas melaut.
Hal tersebut juga di rasakan oleh nelayan yang berdomisili di wilayah Kelurahan Koto Jaya Kecamatan Kota Mukomuko, tak sedikit kesulitan yang dirasakan saat mendapatkan BBM, bahkan sanggup menunggu antrian panjang yang melelahkan, namun terkadang mengecewakan dikarenakan belum dipastikan mendapakan BBM apalagi yang ikutan antri dari kalangan ibu- ibu di daerah itu.
Untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat nelayan di daerah itu. Pemkab Mukomuko mengklaim, telah mengusulkan kuota BBM khusus untuk nelayan. Diantaranya, BBM jenis premium sebanyak 343.965 liter/ bulan, dan jenis solar sebanyak 151.340 liter/ bulan. Kebutuhan bahan bakar tersebut, untuk nelayan di
6 kecamatan. Yaitu Kecamatan Air Rami sebanyak 62.100 liter jenis premium, Kecamatan Ipuh sebanyak 95.910 liter jenis premium, Kecamatan Teramang Jaya sebanyak 20.240 liter jenis premium dan untuk jenis solar sebanyak 133.630 liter, sedangkan untuk Kecamatan XIV Koto sebanyak 4.140 liter jenis premium, Kecamatan Mukomuko sebanyak 161.000 liter jenis premium dan jenis solar sebanyak 17.710 liter, dan untuk Kecamatan Air Dikit sebanyak 575 liter jenis premium. Usulan telah disampaikan ke pihak Pertamina Devisi Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Junaidi, SP melalui Kabid Perikanan Tangkap, Warsiman, ketika dikonfirmasi kemarin. Usulan kuota BBM khusus untuk nelayan, setelah satuan pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) di daerah ini belum ada.
Padahal, kata Warsiman, setiap hari bahan bakar minyak selalu dibutuhkan oleh masyarakat nelayan. Sedangkan untuk mendapatkan bahan bakar ini, nelayan harus membeli di satuan pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Itupun, pengakuan nelayan, banyak nelayan yang tidak kebagian saat mengantri dengan menggunakan jerigen.
“Dan keluhan nelayan ini sempat disampaikan ke dinas. Nelayan mengeluh akibat sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak untuk mengisi mesin kapal mereka. Dasar keluhan nelayan inilah, kami mengajukan kuota BBM khusus bagi nelayan di Kabupaten Mukomuko,” terang warsiman.
Sayangnya, kata Warsiman, meski usulan kuota BBM khusus nelayan sudah disampaikan sejak tahun 2021 lalu. Namun hingga tahun 2022 ini, pihaknya belum mendapatkan informasi soal usulan tersebut diakomodir atau tidak. Pihaknya hanya dapat berharap pihak Pertamina dapat mengakomodir sehingga kebutuhan bahan bakar bagi masyarakat nelayan dapat terpenuhi dengan baik.
“Kalau sampai akhir bulan ini belum juga ada kabar, kami akan tanyakan lagi kepada pihak Pertamina. Mengenai tempat, nanti bisa dititipkan dimasing – masing SPBU selama SPBN belum ada,” ujarnya.
Soal usulan kuota BBM khusus nelayan yang diperjuangkan Pemkab Mukomuko, mendapat respon positif dari para nelayan. Seperti diungkapkan, Jhon Eva, nelayan Pantai Indah Mukomuko (PIM) Kelurahan Koto Jaya, Kecamatan Kota Mukomuko. Selama ini ia bersama masyarakat nelayan lainnya sangat berharap adanya BBM khusus nelayan di Kabupaten Mukomuko.Sehingga pada saat nelayan membutuhkan bahan bakar untuk mengisi mesin kapal mereka, tidak lagi harus ikut mengantri di SPBU.
“Selama belum ada BBM khusus untuk nelayan, kami kesulitan mendapatkan minyak untuk mesin kapal. Bahkan kami juga sering gagal melaut karena tidak mendapatkan minyak. Kalau benar pemerintah mengajukan bahan
bakar khusus untuk nelayan, itulah yang kami harapkan selama ini,” katanya.
Dijelaskanya, kebutuhan bahan bakar minyak khusus untuk nelayan di PIM setiap harinya antara 200 – 300 liter. Kebutuhan itu berdasarkan jumlah kapal nelayan di PIM hingga mencapai sekitar 200 unit. Sebab
setiap kapalnya, butuh sekitar 10 – 15 liter bahkan bisa lebih, dikarnakan nelayan PIM mempunyai Dua jenis alat tangkap pukat seperti Pukat tradisional Lore yang ukuran pukatnya lebih keci.(JPR)