Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Tengah

Walikota Resmikan Hunian Baru Relokasi Warga Bantaran Sungai Lodji 

×

Walikota Resmikan Hunian Baru Relokasi Warga Bantaran Sungai Lodji 

Sebarkan artikel ini

Views: 221

KOTA PEKALONGAN, JAPOS.CO – Pemerintah Kota Pekalongan berupaya melakukan percepatan penanganan kawasan di wilayah Kota Pekalongan yang masih berstatus kumuh, salah satunya di wilayah sempadan Kali Lodji, Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara. Setidaknya di wilayah tersebut ada 134 warga terdampak program (WTP) yang bagian rumahnya terkena dari penataan kawasan tersebut, 21 WTP di antaranya bagian rumahnya terkena lebih dari 80 persen dan sudah tidak layak huni sehingga mereka harus relokasi. Dari 21 WTP tersebut,5 diantaranya sudah menyatakan relokasi mandiri dan sisanya 16 WTP harus direlokasi Pemerintah Kota Pekalongan melalui bantuan kerjasama Pemkot Pekalongan dengan Sarana Multigriya Financial (PT SMF) untuk bantuan subsidi penyediaan hunian baru yang lebih layak.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Pembangunan hunian baru bagi 16 WTP tersebut pun telah rampung dikerjakan. Peresmian hunian baru yang berlokasikan di Perum Syukur RT 06 RW 02, Gang Sengkuyung 3A,Kelurahan Klego secara simbolis ditandai dengan pemotongan pita oleh Walikota Pekalongan,Afzan Arslan Djunaid,didampingi Direktur Utama PT SMF, Ananta Wiyogo,Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah, Cakra Nagara, Sekda Kota Pekalongan,Hj Sri Ruminingsih,Plt Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim), Andrianto,dan jajaran Kepala OPD terkait lainnya, Senin (6/12/2021).

Khusus untuk pembangunan hunian WTP ini dengan tipe rumah 36 senilai Rp90 juta per hunian, dana yang dihibahkan Rp60 juta,sisanya WTP melakukan cicilan dengan sistem yang ringan.

Usai meresmikan, Walikota Pekalongan yang akrab disapa Aaf tersebut mengaku bersyukur atas terselesainya pembangunan hunian baru bagi 16 WTP relokasi Krapyak. Pihaknya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak terkait khususnya PT SMF yang telah merespon dengan sangat baik usulan Pemkot Pekalongan, untuk berkolaborasi. Dalam hal penanganan WTP. Sehingga WTP bisa memperbaiki/membangun kembali rumahnya hingga dapat dihuni secara layak.

“Kegiatan pada pagi hari merupakan bentuk syukuran peresmian Perum Syukur yang menjadi lokasi pemindahan relokasi Warga Terdampak Pembangunan (WTP) Program Penataan Kawasan Kumuh KOTAKU yang tinggal di bantaran Sungai Lodji,Kelurahan Krapyak,” tutur Aaf.

Disampaikan Aaf, dalam penataan kawasan kumuh tersebut, Pemkot mendata tanah WTP ini untuk dibebaskan dan mendapat ganti rugi disesuaikan dengan harga appraisal dan dibantu penyediaan hunian baru di lokasi Kelurahan Klego dengan angsuran yang sangat terjangkau setiap bulannya.

Aaf menyampaikan bahwa, dengan terselesainya hunian baru bagi 16 WTP ini,para penerima manfaat pun merasa senang karena bisa menempati rumah yang lebih layak dibandingkan sebelumnya.

Aaf berharap, program bantuan pengadaan hunian baru bagi WTP dari PT SMF ini bukan yang pertama dan terakhir di Kota Pekalongan. Melainkan, ke depannya, Pemkot bisa terus bersinergi dengan berbagai pihak khususnya PT SMF untuk menyasar program serupa di wilayah kawasan permukiman kumuh lainnya.

“Pemkot bersyukur ada program relokasi rumah dari KOTAKU dan dibantu PT SMF ini. Kami melihat juga penerima manfaat juga bahagia, sembari dari Pemkot tengah membuatkan tanggul penahan banjir rob dan air hujan dan pengadaan pompa. Mudah-mudahan ini bisa membawa keberkahan bagi semua dan memberikan semangat baru bagi para WTP untuk lebih semangat bekerja,karena aksesnya yang lebih mudah, rumahnya sudah lebih layak sehingga perekonomian mereka pun ke depannya diharapkan bisa meningkat,” tegas Aaf.

Direktur Utama PT SMF, Ananta Wiyogo menjelaskan bahwa, PT SMF mendapatkan tugas dari Kementerian Keuangan untuk membantu pemerintah dalam memperbaiki rumah-rumah di wilayah kawasan permukiman kumuh,salah satunya yang disasar di Kota Pekalongan. Dalam proses penyediaan rumah baru bagi 16 WTP yang rumahnya terdampak relokasi didanai melalui bantuan dana hibah dari program kemitraan bina lingkungan (CSR) dengan total dana Rp.1,490 Miliar.

“Pembangunan ini jelas berhasil,karena uang yang diberikan terlihat hasilnya,dimana rumahnya bagus dan layak huni,penerima manfaat pun bahagia,dan program ini akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” ucap Ananta.

Ananta memaparkan bahwa, program ini dilakukan secara bergulir di kota-kota yang ada di Indonesia bekerjasama dengan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR dalam program KOTAKU

“Anggaran pengadaan hunian ini sebesar Rp1,490 Miliar untuk 16 unit rumah bagi WTP relokasi Krapyak dengan tipe rumah 36 dan luasan tanah 70 meter persegi,” ungkap Ananta.

Plt Dinperkim Kota Pekalongan, Andrianto,ST,MT memaparpan, relokasi rumah baru bagi 16 WTP ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari program Pemkot dalam menata kawasan permukiman kumuh di sepanjang Sungai Lodji, dimana penataan kawasan di Sungai Lodji tersebut membutuhkan pengadaan tanah sepanjang 1500 meter atau 1,3 ha.

“Dana bina lingkungan ini dilaksanakan oleh BKM Sukses Ikhlas. Pada hari ini Alhamdulillah pekerjaan sudah terselesaikan 100 persen. Dengan adanya pembangunan ini WTP relokasi yang tadinya bermukim di bantaran sungai bisa dipastikan memiliki hunian yang lebih layak,” imbuh Andrianto.

Salah satu WTP bernama Amrin (62), Krapyak Gg 5 rt 03 RW 05 mengaku bersyukur adanya program bantuan hibah dari Pemkot Pekalongan berkolaborasi dengan PT SMF ini. Pihaknya mengaku pada penataan kawasan Sungai Lodji,dirinya mendapatkan ganti rugi Rp94 juta,kemudian Rp50 juta dibelikan tanah di lokasi Perum Syukur Kelurahan Klego tersebut. Sebelum direlokasi di hunian baru ini,Amri sudah tinggal di bantaran Sungai Lodji yang berlokasikan di Kelurahan Krapyak Gang 5 sejak tahun 1986 dan di lokasi tersebut sering dilanda banjir rob.

“Alhamdulillah adanya bantuan hibah rumah layak huni ini senang sekali,sudah tidak lagi kebanjiran. Angsuran untuk pembelian unit rumah ini juga murah meriah,dimana harga 1 unit rumah ini sebesar Rp90 juta, dibantu hibah sebesar Rp60 juta,sisanya Rp30 juta kami harus menyicil dengan angsuran ringan sebesar Rp250 ribu per bulan selama 10 tahun. Angsuran segitu sangat murah,dibandingkan harus menyewa rumah,” tandas Amrin.(Sofi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *