Views: 250
KABUPATEN BANDUNG, JAPOS.CO – Bupati Bandung Dadang Supriatna memberi motivasi kepada para peserta pelatihan Bahasa Korea dan Jepang, yang disiapkan Pemkab Bandung untuk bekerja di kedua negera itu.
Menurut Bupati Bandung, ada tiga kunci untuk bisa mencapai sukses. Pertama adalah keberanian, kedua kejujuran, dan ketiga yakni tanggungjawab.
“Saya apresiasi kepada anak-anakku sekalian yang berani untuk bekerja di Korea dan Jepang. Kebaranian ada, kejujuran ada, tapi tidak ada tanggungjawab, tidak akan sukses. Keberanian ada, tanggung jawab ada, tapi tidak jujur, tidak akan sukses. Kejujuran ada, tanggungjawab ada, tanpa keberanian, tidak akan sukses,” pesan bupati
Motivasi itu ia sampaikan saat membuka Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Korea dan Jepang, di Aula LPK “Y” Seoulina, Desa Jelegong, Rancaekek, Selasa (27/7/21).
Setelah pulang dari Korea nanti, bupati berharap mereka menjadi generasi penerus bangsa dan menjadi entrepreneur muda yang membawa kemajuan bagi Kabupaten Bandung.
“Dimanapun kalian berada, maka pegang tiga prinsip sukses tadi. Belajar dan bekerja dengan sungguh-sungguh dan mohon doa estu dari kedua orangtua,” imbuh Kang DS, sapaan Dadang Supriatna.
Pelatihan Bahasa Korea dan Jepang ini terselengara atas kerjasama Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung dengan Lembaga Pendidikan Kejuruan Bahasa Seoulina.
Kang DS, juga menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik jika ada para pemuda yang ingin belajar Bahasa Jepang dan Korea secara gratis di LPK Seoulina ini. Ia mempersilahkan untuk mendaftarkan diri ke Disnaker Kabupaten Bandung.
“Saya dengan senang hati menerima bagi warga masyarakat yang akan mengikuti pelatihan bahasa Jepang dan Korea Utara gratis. Karena pada prinsipnya kami tidak membatasi selama masyarakat berkeinginan untuk belajar Bahasa Jepang dan Korea, untuk diberangkatkan kerja ke Jepang dan Korea,” ungkap Kang DS.
Kepala Disnaker Kabupaten Bandung, Rukmana menambahkan, pelatihan Bahasa Korea dan Jepang ini ditujukan untuk menyiapkan tenaga kerja di sektor formal. Untuk saat ini yang disiapkan sekitar 80 orang di mana 60 orang dilatih Bahasa Korea dan 20 orang dilatih Bahasa Jepang.
“Karena Korea dan Jepang itu banyak permintaan tenaga kerja di sektor formal seperti karyawan di pabrik-pabrik, maka kita menyiapkan SDM-nya dengan melatih bahasanya, dilatih juga budaya kerjanya.
Pemerintah Kabupaten Bandung bekerjasama dengan LPK Seoulina, dan selanjutnya oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), akan mengirimkan tenaga kerja ini melalui kerjasama goverment to government (G2G).
“Upah kerja mereka di Korea itu sekitar 1,5 juta Won atau sekitar Rp 18 jutaan, bahkan kalau posisi lebih tinggi bisa mencapai Rp40 jutaan, dengan kontrak kerja selama lima tahun. Cukup untuk membantu ekonomi orangtua mereka di sini,” kata Rukmana.
Mereka yang berusia produktif, warga Kabupaten Bandung, usia 18 – 27 tahun, imbuh Rukmana, bisa mendaftarkan diri ke Disnaker untuk dilatih bekerja ke Korea dan Jepang.
Menurutnya tidak semua daerah bisa menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Bahasa Korea dan Jepang.
“Program pelatihan Bahasa Korea ini sudah kami mulai sejak tahun 2013 atas prakarsa Disnaker dan anggota DPRD Kabupaten Bandung, Pak Dadang Supriatna, yang sekarang ini menjadi Bupati Bandung,” ungkap Rukmana.(Dar)