Views: 248
KAB BANDUNG, JAPOS.CO – Sejumlah kegiatan sosial menjadi agenda utama PWI Kabupaten Bandung dalam menyambut Hari Pers Nasional (HPN) 2021. Salah satu agenda sosial yang akan diselenggarakan di rangkai dengan HPN 2021 di Kabupaten Bandung yaitu sunatan massal.
Ketua Panitia HPN 2021 Kabupaten Bandung Asep Syahrial menuturkan, ada beberapa kegiatan seperti sunatan massal yang akan diselenggarakan melibatkan kurang lebih 30 peserta dari sasaran keluarga yang tidak mampu.
“Pendaftaran sunatan massal sudah mulai dibuka. Saat ini sudah ada sekitar 10 peserta. Masih ada kuota, jadi silahkan bagi warga yang kurang mampu yang ingin mengkhitankan putranya untuk mendaftar,” ujar Asep di Soreang, Selasa (19/01/21).
Selain sunatan massal, lanjut Asep, PWI Kabupaten Bandung juga akan menggelar lomba karya foto dan karya tulis jurnalistik. Lomba ini diperuntukkan bagi warga Kabupaten Bandung.
Dalam lomba foto dan karya jurnalistik, PWI Kabupaten Bandung telah menetapkan dua tema perlombaan. Yang pertama masalah Usaha Mikro Kecil dan Menangah, dan yang kedua mengenai masalah air.
“Tema lomba ini ditetapkan panitia setelah menggelar musyawarah. Peserta yang ingin mendaftar bisa melihat infotmasi di postongan instagram @pwikabbandung. Hadiahnya cukup menarik,” ujarnya
Selain itu, kata Asep, PWI Kabupaten Bandung juga akan menggelar pelantikan pengurus baru periode 2021-2023.
Pelantikan pengurus baru dilakukan di rangkaian HPN 2021 sebagai momentum khusus. Bahwa di peringatan HPN ini, PWI Kabupaten Bandung berharap insan pers di Kabupaten Bandung diharapkan lebih independen dan terus berjuang mengawal demokrasi.
“Karena media adalah pilar keempat demokrasi. Dimana insan pers dan media harus hadir menjadi kontrol sosial dan mengawal demokrasi yang sebenar-benarnya. Dan tentu menjadi agen masyarakat membongkar praktik-praktik tirani yang tentu merusak tatanan demokrasi di Indonesia,” ujar asep.
Di peringatan HPN 2021, PWI Kabupaten Bandung juga telah sepakat untuk mengusung tema “HPN 2021 Momentum Mengembalikan Kebebasan Pers Hakiki”. Tema ini diambil karena kondisi kekinian mengenai pers di Indonesia sudah tidak bebas.
Kekerasan kepada jurnalis masih merajalela. Pembungkaman jurnalis masih tetap ada. Bahkan tindakan-tindakan represif yang dialami teman-teman jurnalis di Indonesia masih terjadi saat melakukan peliputan isu-isu yang sensitif.
“Jadi, bebas disini bukan berarti bebas yang semena-mena atau seenaknya. Namun kebebasan hakiki adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Kebebasan yang merujuk pada kaidah-kaidah jurnalistik,” ungkapnya.
Asep berharap, di peringatan HPN 2021 ini hak-hak sebagai insan pers betul-betul menjadi perhatian. Terutama masalah keindepedensian dan kesejahteraannya. Sebab, insan pers yang madani (beradab) bisa menjadi faktor penentu masa depan dan kemajuan bangsa Indonesia.(Dar)