Views: 1K
CIAMIS, JAPOS.CO – Ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan chikungunya terus menghantui warga Ciamis di awal tahun 2025. Hingga Februari, tercatat 190 kasus DBD dan 54 kasus chikungunya, menjadikan penyakit ini sebagai perhatian utama menjelang bulan Ramadhan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Ciamis mencatat lonjakan kasus DBD dibandingkan tahun sebelumnya. Pada Januari 2025, terjadi 103 kasus, meningkat drastis dibandingkan Januari 2024 yang hanya 58 kasus. Sementara itu, pada Februari 2025, tercatat 86 kasus, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan 151 kasus.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ciamis, H. Edis Herdis, dari total 190 kasus DBD yang terjadi pada Januari dan Februari, mayoritas pasien adalah perempuan (108 kasus) dibanding laki-laki (86 kasus). Penyakit ini menyerang berbagai kelompok usia. “Kasus tersebut menimpa Bayi (0-1 tahun) sebanyak 2 kasus, Anak-anak (1-4 tahun) sebanyak 14 kasus, Usia sekolah (5-14 tahun) sebanyak 34 kasus, Usia produktif (15-44 tahun) sebanyak 85 kasus dan Usia lanjut (di atas 44 tahun) sebanyak 55 kasus, “ ujar Edis.
Selain DBD, ungkap Edis, wabah chikungunya juga meningkat di Ciamis. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini merebak di Kecamatan Cipaku dengan 42 kasus dan di Panumbangan dengan 12 kasus. Dari total 54 kasus chikungunya, mayoritas korban adalah perempuan (33 kasus) dan sisanya laki-laki (19 kasus). Sebagian besar penderitanya berasal dari kelompok usia produktif (20-44 tahun), yang mencakup sekitar 31% dari total kasus.
Cuaca ekstrem yang tidak menentu, dengan pergantian antara hujan dan panas, menjadi faktor utama peningkatan populasi nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD dan chikungunya. “Untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit ini, masyarakat diimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta secara aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk, “ ungkapnya.
Menurutnya beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan diantaranya Melakukan 3M (Menguras, Menutup dan Menimbun) wadah yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. “Gerakan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) secara berkala di lingkungan rumah. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola makan sehat dan istirahat yang cukup. Fogging atau pengasapan di daerah rawan jika diperlukan. Saya mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan proaktif dalam mencegah penyebaran DBD dan chikungunya, terutama menjelang Ramadhan di mana aktivitas masyarakat meningkat. Kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh warga diharapkan dapat menekan jumlah kasus dan melindungi kesehatan bersama, “ pungkasnya. (Mamay)