Scroll untuk baca artikel
BeritaJawa Barat

27 Grup Barongsai Khas suku keturunan meriahkan Cap Go Meh dikabupaten Garut

×

27 Grup Barongsai Khas suku keturunan meriahkan Cap Go Meh dikabupaten Garut

Sebarkan artikel ini
Wakil Bupati Putri Karlina bersama meriahkan Cap Go Meh

Views: 72

GARUT, JAPOS.CO – Wakil Bupati (Wabup) Garut, Putri Karlina, mengapresiasi terselenggaranya Cap Go Meh di Kabupaten Garut, yang dilaksanakan di Jalan Guntur, Kecamatan Garut Kota, Minggu (23/2/2025).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Perayaan Cap Go Meh tahun ini cukup luar biasa karena dimeriahkan 27 grup barongsai dari berbagai daerah di Jawa Barat, seperti Bandung, Bogor, Tangerang, Karawang dan lainnya.

Putri menilai kemeriahan Cap Go Meh 2576/2025 di Kabupaten Garut menandakan hadirnya toleransi dan perdamaian umat beragama di kota berjuluk kota Intan ini.

Tak hanya itu, Putri juga mengapresiasi pelaksanaan Cap Go Meh ini, karena masyarakat Garut terhibur dengan beberapa tampilan seperti barongsai dan lain sebagainya.
Cap Go Meh kali ini dimeriahkan gelaran barongsai terbanyak dengan 27 grup barongsai dari beberapa daerah di Jawa Barat, selain dari Garut tentunya.

“Karena ini kan hiburan buat masyarakat Garut ya kita senanglah, pasti kalau misalnya bisa diatur dengan baik kan ini masyarakat pada jajan, pada kumpul, ada hiburan juga di tengah kesibukan sekarang, ya saya senang kalau banyak acara begini gitu,” ujar Putri.

Ia mengatakan masyarakat Garut begitu antusias mengikuti pelaksanaan Cap Go Meh tahun ini. Terlebih, imbuh Putri, momen Hari Jadi ke-212 Kabupaten Garut tahun ini berlangsung sederhana, sehingga masyarakat menyambut dengan antusias kirab budaya Cap Go Meh.

“Sangat seru banget Alhamdulillah tuh dari ujung sini sampai ujung sana rame sekali, jarang-jarang kan cukup jarang, kemarin kan hari jadi Garut kita nggak rame-rame, mungkin ini bisa sebagai pengganti lah,” ucapnya.

Ketua FOBI Garut, Rexy Yudistia Gunawan, mengatakan, bahwa Barongsai sekerang sudah bukan hanya sekedar budaya, tapi sudah masuk juga sebagai salah satu cabang olahraga yang terdaftar di KONI.

“Dengan masuknya Barongsai sebagai cabang olahraga (Cabor) di KONI, diharapkan bisa lebih memasyarakat, tidak hanya sebagai milik budaya Tionghoa, tapi jadi milik seluruh warga negara Indonesia,” terangnya.

Rexy juga berharap, dengan memasyarakatnya Baronsai di tanah air, bisa menjadi pemersatu bangsa dalam kontek Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pembimas Buddha Provinsi Jawa Barat, Bodhi Giri Ratana, menuturkan, penyelenggaraan Cap Go Meh di Kabupaten Garut menjadi ajang yang luar biasa, karena terdapat tampilan yang memadukan budaya kearifan lokal dengan budaya dari Tiongkok, sehingga menghadirkan keunikan tersendiri.

“Semoga Cap Go Meh kali ini bisa menghadirkan keberkahan bagi warga dan masyarakat Garut pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya, sejahtera, banyak rezeki, dan senantiasa sehat selalu,” katanya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Garut, Maman Suryaman, mengatakan, penyelenggaraan kegiatan ini menjadi momentum istimewa, tidak hanya bagi umat-umat Konghucu atau Tionghoa, akan tetapi bagi semua pihak yang hidup dalam keberagaman di Kabupaten Garut.

Sebagai Ketua FKUB Kabupaten Garut, Ia merasa bangga dan terhormat bisa menyaksikan bagaimana nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan begitu nyata dalam kehidupan masyarakat Garut.

“Perayaan Cap Go Meh bukan hanya sekedar perayaan budaya, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan, yang mengajarkan kita untuk saling menghormati (dan) mempererat persaudaraan antar umat beragama. Kami percaya harmoni dan persaudaraan adalah kunci utama dalam menjaga persatuan bangsa,” katanya.

Ketua Pelaksana Cap Go Meh Garut, Henry Cahya, memaparkan, jika Cap Go Meh sendiri merupakan tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa, yang dirayakan di hari ke-15 setelah tahun baru Imlek, dan juga menandai berakhirnya rangkaian tahun baru Imlek.

Ia mengungkapkan perayaan Cap Go Meh tahun ini memiliki keistimewaan, karena bertepatan dengan ulang tahun Klenteng Fu Long Miao atau Vihara Dharma Loka yang ke-145 tahun. (Hartono).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *