Views: 115
PEKANBARU, JAPOS.CO – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, menghadiri acara penanaman jagung dan cabai di Kelurahan Tebing Tinggi Okura, Kecamatan Rumbai Timur, Kota Pekanbaru, Senin (3/2/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan di Indonesia dan memperkuat kerja sama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Dalam kesempatan itu, hadir pula Ketua Tani Indonesia DPD Provinsi Riau, Mohammad Rahul, Penjabat (Pj) Gubernur Riau, Waka Polri yang diwakili oleh Kakorsabhara Baharkam Polri Irjen Pol Mulia Hasudungan Ritonga, Irwil II Itwasum Polri Brigjen Pol Joko Hari Utomo, Kabagops Korsabhara Baharkam Polri Kombes Pol Purwoko Yudianto.
Sudaryono menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari agenda kerjanya di Riau, termasuk pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komodatani dan penandatanganan kerja sama dengan Polri terkait produksi jagung. Ia menegaskan bahwa target nasional produksi jagung mencapai 1,2 juta hektare, dengan Riau menjadi salah satu daerah prioritas.
“Riau memiliki lahan sawit yang luas, sehingga diharapkan ada sistem tumpang sari dengan jagung dan padi gogo di area peremajaan sawit. Ini langkah strategis untuk meningkatkan produksi pangan nasional,” ujar Sudaryono.
Ia juga menekankan bahwa saat ini seluruh Polda di Indonesia tengah aktif dalam program penanaman jagung sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional. Presiden telah menetapkan target untuk menghentikan impor jagung pada tahun 2025.
Terkait tantangan lahan dan siklus tanam dalam sistem tumpang sari, Sudaryono menjelaskan bahwa pola ini mengikuti jadwal peremajaan sawit rakyat.
“Kita manfaatkan lahan sawit yang sedang dalam proses peremajaan. Ini dilakukan secara bergilir, mengikuti jadwal peremajaan yang tidak berlangsung serentak di seluruh Indonesia,” katanya.
Sudaryono menambahkan bahwa program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dan Pemuda Tani. Baik perusahaan sawit swasta maupun BUMN yang tengah melakukan peremajaan sawit didorong untuk ikut serta dalam penanaman jagung dan padi gogo.
Menanggapi pertanyaan mengenai target panen, Sudaryono optimistis produksi jagung dan padi gogo akan meningkat dengan keterlibatan TNI dan Polri.
“Badan Pusat Statistik (BPS) telah memprediksi bahwa produksi beras dan jagung akan naik. Namun, tantangan terbesar adalah pascapanen, seperti pengolahan, pengeringan, dan distribusi hasil panen,” ungkapnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah melalui Perum Bulog berperan dalam menyerap hasil panen petani.
“Bulog diminta menyerap hasil panen yang tidak terserap pasar. Ini untuk menjaga daya beli petani agar mereka tetap bersemangat menanam,” jelasnya.
Terkait kekhawatiran petani di Riau yang lebih dominan menanam sawit dibanding tanaman pangan, Sudaryono menegaskan bahwa bertani padi dan jagung tetap menguntungkan.
“Tidak perlu cara khusus untuk meyakinkan petani. Selama ada keuntungan, mereka pasti mau bertani,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Riau, Irjen Pol Muhammad Iqbal, menegaskan bahwa Polri mendukung penuh program ketahanan pangan nasional. Ia menyebutkan bahwa Polda Riau mendapatkan target penanaman jagung seluas 129 hektare, namun optimistis bisa melebihi target tersebut.
“Kami berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Besok kami akan mengadakan pertemuan dengan seluruh stakeholder, termasuk Kapolres dan instansi terkait, untuk memperkuat sinergi,” ujar Iqbal.
Ia juga menyampaikan bahwa saat ini sudah ada 20 hektare jagung yang siap panen di Riau. “Penanaman dimulai sejak November tahun lalu, dan ke depan akan terus bertambah,” tutupnya.
Acara ini menjadi momentum penting bagi Riau dalam mendukung swasembada pangan nasional. Dengan sinergi antara pemerintah, Polri, dan sektor pertanian, diharapkan produksi jagung dan padi gogo dapat meningkat secara signifikan, mendukung ketahanan pangan, serta mengurangi ketergantungan pada impor. (AH)