Views: 55
KAJEN, JAPOS.CO – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan mencatat sementara ini terdapat sedikitnya 55 ekor ternak di Kota Santri terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Meski tak sampai ratusan, namun angka tersebut meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Dokter Hewan DKPP Kabupaten Pekalongan Mutasim Billah tak bisa menyebutkan berapa persen peningkatan kasus PMK dari Desember 2024 hingga awal-awal Januari 2025 ini.
Namun yang jelas, kata dia, ada peningkatan cukup signifikan.
“Ada peningkatan cukup signifikan karena memang lalu lintas ternak meningkat belakangan ini,” katanya.
Menurutnya, lalu lintas ternak meningkat karena belakangan ini banyak aktivitas jual-beli ternak untuk kebutuhan idul fitri dan adha.
Kendati demikian sementara ini pihaknya belum bisa melakukan vaksinasi.
“Karena dropping (distribusi) dari pusat belum ada, baru sebatas pendataan,” ucapnya.
DKPP baru bisa melakukan langkah-langkah pencegahan dan pemantauan jual beli ternak.
Seperti mereka lakukan di Pasar Hewan Kebonagung Kajen, Rabu (8/1/2025) DKPP melakukan penyemprotan disinfektan terhadap ternak sekaligus armada pengangkut ternak yang datang dari luar daerah.
Mutasim mengatakan, dari pemantauan tim di Pasar Hewan Kebonagung kemarin, rata-rata ternak aman.
Ada beberapa ternak terjangkit PMK namun sudah dalam masa penyembuhan.
“Juga ada beberapa yang sudah melewati masa kritis,” tandasnya.(INA)