Views: 66
PESISIR SELATAN, JAPOS.CO – Komisi II DPRD Kabupaten Pesisir Selatan melakukan peninjauan lapangan ke Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Minyak Atsiri di Kecamatan Lunang, Kamis (9/1). Peninjauan ini bertujuan mengevaluasi efektivitas pengelolaan sentra yang dibangun pada akhir 2022 dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar Rp 14,25 miliar dari Kementerian Perindustrian.
Sekretaris Komisi II, Pardis, A.Md, mengapresiasi upaya Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat dalam memperoleh bantuan pusat. Namun, Ali Asman, S.E., anggota Komisi II, menyayangkan pengoperasian sentra yang dinilai belum optimal. “Jika koperasi tidak mampu mengelola, maka harus segera dicari pengganti,” tegasnya.
Menurut Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perdagangan, Rafna Srimurti, S.E., M.M., kendala utama adalah bahan baku. “Alih fungsi lahan dari tanaman minyak sariwangi ke minyak nilam lebih menjanjikan, tetapi ketersediaan nilam masih terbatas,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Afriman Julta, S.Pi., meminta keseriusan kelompok tani dalam memanfaatkan fasilitas yang ada. Ia juga mendorong kelompok tani agar tidak hanya menjadikan sentra ini sebagai uji coba, tetapi sebagai peluang bisnis yang menguntungkan.
Anggota Komisi II, Roni Richardo, mengusulkan agar bahan baku bisa didatangkan dari daerah lain untuk menjaga keberlanjutan produksi. “Jika koperasi tidak siap, kita bisa bekerja sama dengan pihak ketiga yang lebih serius,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, perwakilan koperasi, Noval Nofriansyah, meminta dukungan DPRD untuk mendorong efektivitas penggunaan sentra. Komisi II DPRD berjanji akan melakukan pengawasan ketat agar sentra ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Lunang, Silaut, dan Tapan.
Sentra IKM Minyak Atsiri diharapkan dapat menjadi tonggak pengembangan ekonomi masyarakat setempat melalui inovasi pertanian dan pengelolaan industri secara profesional, jelasnya. (YN)