Views: 64
PASURUAN, JAPOS.CO – Seakan tiada habisnya prestasi dan inovasi yang di gagas SMAN 1 Pandaan Kabupaten Pasuruan Jawa Timur Kali ini inovasi yang ditelorkan empat pelajar melakukan praktek menggunakna Q-sign bersama tiga temannya yang merupakan satu tim dalam lomba Samsung Solve For Tomorrow 2024.
Empat pelajar SMA bergengsi wilayah Pasuruan barat tersebut berhasil menciptakan sebuah aplikasi bernama Q-sign. Yaitu, aplikasi penerjemah bahasa isyarat yang bertujuan memudahkan komunikasi antara teman dengar dengan teman tuli Atau Tuna rungu.
Diketahui Lomba Samsung Solve For Tomorrow 2024 menjadi titik awal yang mendorong terciptanya aplikasi Q-sign. Saat itu, empat pelajar SMAN 1 Pandaan memutuskan untuk mengikuti lomba ini. Mereka adalah Farisya Adhystri Mualia, 17; Valexa Hafsah Ghaisani, 18; Zalfa Anindya, 17; dan Fakhri Ismail Rayhannuha, 17.
Ide menciptakan aplikasi penerjemah bahasa isyarat muncul dari pengalaman pribadi salah satu anggota tim yang memiliki saudara dengan keterbatasan mendengar atau teman tuli.
Setelah melalui proses panjang, mereka berhasil menciptakan aplikasi Q-sign. Bahkan, aplikasi ini masuk dalam 15 besar finalis lomba tersebut.
Farisya Adhystri Mualia yang juga ketua tim menjelaskan, aplikasi ini dirancang untuk menjembatani komunikasi antara teman tuli dengan teman dengar. Yaitu, individu dengan gangguan pendengaran dan individu yang tidak memiliki keterbatasan pendengaran.
Proyek ini juga muncul sebagai respons terhadap adanya keterbatasan akses pendidikan antara siswa nondisabilitas dan disabilitas.
Proses pembuatan aplikasi ini, menurut Farisya, memakan waktu sekitar empat bulan. Dimulai dengan observasi hingga pengujian aplikasi.
Q-sign sendiri memiliki dua fitur utama yakni Q-translate dan Q-dictionary. Fitur Q-translate terbagi menjadi dua mode, yaitu Sign to Text dan Speech to Text.
Sign to Text mengubah bahasa isyarat menjadi teks dan suara. Sedangkan Speech to Text, mengubah suara menjadi teks.
Sementara fitur Q-dictionary merupakan kamus bahasa isyarat digital yang memudahkan pengguna untuk memahami peragaan gerakan bahasa isyarat. Terdiri atas kategori abjad, angka, imbuhan, dan kata dasar.
Tidak hanya memudahkan komunikasi. Aplikasi ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat umum untuk belajar bahasa isyarat melalui fitur edukasi yang ada.Proyek ini dikerjakan dengan sejumlah tahapan. Mulai desain thinking, observasi, prototyping, dan testing.
Kepala SMAN 1 Pandaan Teguh Hariawan memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya para pelajarnya dalam menciptakan aplikasi ini.
Menurutnya, inovasi ini tidak hanya luar biasa dari sisi teknis. Namun, juga memiliki dampak sosial yang besar, terutama dalam membantu memudahkan komunikasi antara teman dengar dan teman tuli.
“Aplikasi ini sangat bermanfaat dan dapat menjadi alat yang efektif dalam mengedukasi masyarakat tentang bahasa isyarat. Kami sangat mendukung dan bangga dengan apa yang telah dilakukan oleh para pelajar ini,” pungkasnya (Wio)