Views: 1.1K
GARUT, JAPOS.CO – Komisi pemilihan Umum (KPU) mengadakan simulasi pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara untuk Bupati dan wakil Bupati, Gubernur dan wakil Gubernur di tPS 9 Desa Langensari kecamatan Tarogong kaler Minggu ( 17/11)
Ketua KPU Dian Hasanudin secara resmi membuka acara dihadiri kepala Bakesbangpol Nurrodin serta tamu undangan lainya, Simulasi menggunakan daptar pemilih tetap (DPT) TPS 9 yang berjumlah 495 orang dan melibatkan kelompok penyelenggara KPPS asli TPS.
Meskipun surat suara yang digunakan hanya untuk simulasi, pengaturan tetap disesuaikan dengan kondisi nyata. Surat suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati menampilkan gambar makanan dan minuman dengan nomor 75, 76, dan 77.
Sementara itu, surat suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur menggunakan gambar bunga dengan nomor 75 hingga 79.
Tingkat partisipasi warga datang dan mencoblos dari DPT 495, yang menggunakan hak pilihnya sebanyak Datang 446 atau 90,1 %.
Ketua KPU Garut, Dian Hasanudin, menjelaskan bahwa simulasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala teknis dalam proses pemungutan, penghitungan, maupun rekapitulasi suara. Hal ini dilakukan agar KPPS dapat memperoleh panduan yang lebih rinci di luar petunjuk teknis (Juknis) Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2023.
“Hari ini yang disimulasikan KPPS-nya real pak, anggota KPPS yang nanti akan bertugas, termasuk juga pemilihnya, pemilihnya juga real DPT yang ada di TPS 9 ini. Yang berbeda hanya di surat suara, yang dipergunakan, sebagai alat simulasi saja,” tutur Dian.
Dian juga mengungkapkan ada beberapa hal yang harus dipahami dalam Juknis Pemungutan dan Penghitungan suara, mulai di layout atau denah maupun mekanisme-mekanisme lain yang ada dalam pemungutan hingga penghitungan suara.
“Sehingga hari ini dalam agenda simulasi ini kita juga bekerja sama dengan Kominfo untuk disiarkan secara live, Alhamdulilah saya pantau juga di live itu mayoritas yang menyaksikan adalah teman-teman KPPS yang nanti akan bertugas,” tandasnya.
Kepala Bakesbangool Garut, Nurrodhin, menekankan pentingnya simulasi ini sebagai tolak ukur langkah antisipasi terhadap potensi kendala saat Pilkada serentak 27 November 2024 mendatang.
Melalui simulasi ini, imbuhnya, dapat diketahui situasi saat pemungutan suara dan hal-hal yang perlu diperhatikan, termasuk mengukur sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat pada saat pemungutan suara.
“Alhamdulillah hari ini kita lihat antrian masyarakat cukup banyak cukup panjang, artinya menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk mengikuti penyelenggaraan Pilkada ini sudah sangat luar biasa, kemudian kepada KPU melalui PPK, PPS, dan KPPS agar memperhatikan apa yang perlu kita evaluasi dari penyelenggaraan ini, sehingga penyelenggaraan ini bisa berjalan dengan baik, aman, dan lancar,” ujar Nurrodhin.
Ia juga menyoroti pentingnya perbaikan teknis, seperti penggunaan stempel untuk penulisan identitas TPS pada surat suara, meskipun tanda tangan Ketua KPPS harus tetap dilakukan secara langsung. (Hartono)