Scroll untuk baca artikel
BeritaDepok

Mahakarya di Panggung Dunia: Paduan Suara Paragita UI Borong Penghargaan di Taipei International Choral Competition 2024

×

Mahakarya di Panggung Dunia: Paduan Suara Paragita UI Borong Penghargaan di Taipei International Choral Competition 2024

Sebarkan artikel ini

Views: 63

DEPOK, JAPOS.CO – Prestasi gemilang kembali diukir oleh Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Paragita Universitas Indonesia (UI) yang berhasil menyabet sejumlah penghargaan di ajang bergengsi Taipei International Choral Competition 2024. Kompetisi yang berlangsung sejak 30 Agustus hingga 2 September mempertemukan 30 paduan suara dari berbagai penjuru dunia, dan Paragita UI mampu tampil gemilang dengan membawa pulang dua penghargaan Gold Award.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Dalam kategori Mixed Choir, PSM Paragita UI memperoleh Gold Award dengan nilai mengesankan, 92,28 poin. Mereka juga meraih Gold Award dalam kategori Ethnic/Traditional Music dengan 89,89 poin. Prestasi ini semakin diperkuat dengan penghargaan Formoza Prize untuk penampilan terbaik komposisi karya komposer Taiwan yang dibawakan oleh paduan suara non-Taiwan.

Tidak berhenti di sana, Paragita UI juga masuk sebagai finalis dalam Grand Prix, tahap tertinggi dalam kompetisi ini, yang diselenggarakan di beberapa venue prestisius di Taipei, seperti Soochow University Song-Yi Hall, Soochow University Chuan-Hsien Hall, dan National Concert Hall.

Salah seorang anggota PSM Paragita UI, Rama Kalyana Pryamitra, mahasiswa Program Pendidikan Vokasi UI, menyampaikan rasa bangga dan haru atas pencapaian ini. “Keikutsertaan kami di Taipei International Choral Competition adalah pengalaman berharga yang tak terlupakan. Ini bukan hanya tentang memenangkan penghargaan, tetapi juga tentang proses panjang dan penuh dedikasi yang akhirnya membuahkan hasil membanggakan bagi kami, UI, dan tentunya Indonesia,” ujar Rama Kalyana Pryamitra Rabu ( 23/10/2024)

Dalam kompetisi ini, PSM Paragita UI menampilkan repertoar yang variatif, menggabungkan karya-karya dari berbagai era dan latar belakang budaya. Mereka membawakan lagu-lagu monumental seperti Jubilate Deo karya komposer Jepang Ko Matsushita, Tsyu ti e Tsi, sebuah lagu berbahasa Taiwan, serta The Splendour Falls on Castle Walls karya Frederick Delius dari Inggris. Sebagai wujud cinta tanah air, mereka juga membawakan lagu tradisional Indonesia, Paris Berantai karya H. Anang Ardiansyah yang diaransemen ulang oleh Ken Steven. Pilihan lagu ini menjadi daya tarik tersendiri, karena selain menampilkan kompleksitas musikal, juga mampu memadukan tempo, ekspresi, dan keunikan dari setiap komposisi.

Pencapaian ini juga mendapat apresiasi tinggi dari Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, Padang Wicaksono, S.E., Ph.D. Ia menegaskan bahwa prestasi ini bukan hanya kemenangan bagi UI, tetapi juga bagi Indonesia di kancah internasional. “Kami sangat bangga dengan pencapaian Paragita UI yang tidak hanya membawa nama harum universitas, tetapi juga memperkenalkan budaya Indonesia di panggung global. Saya berharap melalui kompetisi ini, mahasiswa kami dapat berperan sebagai duta budaya Indonesia dan memperluas jaringan dengan perwakilan negara lain,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Padang Wicaksono menekankan pentingnya dukungan terhadap pengembangan bakat seni di kalangan mahasiswa UI. Ia menyebut bahwa Vokasi UI terus mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan seni dan budaya, seperti yang telah dilakukan oleh Traya Choir, paduan suara mahasiswa Vokasi UI yang pernah berkolaborasi dengan musisi Sal Priadi.

Dengan rangkaian prestasi yang ditorehkan, Paragita UI membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal yang mampu menyatukan berbagai budaya dan bangsa. Kompetisi ini bukan sekadar ajang unjuk kebolehan, tetapi juga menjadi panggung bagi mahasiswa UI untuk berperan sebagai duta budaya, membawa pesan perdamaian, serta menebar kebanggaan Indonesia di mata dunia.

Keberhasilan Paragita UI di Taipei International Choral Competition ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda Indonesia lainnya untuk terus mengembangkan bakat mereka dan tidak ragu mengejar prestasi di kancah internasional.(Joko Warihnyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *