Views: 871
CIAMIS, JAPOS.CO – Ikhtiar percepatan dan penurunan angka stunting di Jawa Barat mendapat suntikan darah segar. Kali ini datang dari para jurnalis dan pemerhati program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) yang tergabung dalam Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Jawa Barat. Perkumpulan jurnalis yang berdiri sejak 20 Mei 1973 ini memastikan diri untuk ambil bagian dalam upaya suksesnya Program Bangga Kencana di Jawa Barat.
Dukungan tersebut mengemuka dalam kegiatan sosialisasi dan KIE program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting melalui konsolidasi tenaga lini lapangan di wilayah perbatasan sebagai kolaborasi antara perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, pemerintah Kabupaten Ciamis, pemerintah Kabupaten Cilacap dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Pertiwi Indonesia Jakarta, Selasa-Rabu (24-25/9) di lapangan Desa Bangunharja Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis
Tampak hadir Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Fajar Supriadi Sentosa, S.H. beserta jajaran, Plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd. beserta jajaran, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah beserta jajaran, mewakili Pj.Bupati Ciamis, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Dr. H. Wasdi Ijudin, M.Si. beserta seluruh pejabat lingkup pemerintah daerah Kabupaten Ciamis, Pj. Bupati Cilacap beserta seluruh pejabat yang hadir lingkup pemerintah daerah Kabupaten Cilacap dan para tamu undangan lainnya.
Ketua IPKB Kabupaten Ciamis, Aa Mamay selepas kegiatan sosialisasi dan KIE program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di wilayah perbatasan kepada para awak media menyampaikan bahwa forum konsolidasi media yang tergabung dalam IPKB siap berada di garda depan advokasi dan penyebarluasan informasi serta orientasi percepatan penurunan kasus stunting di Jawa Barat. “Percepatan penurunan dan orientasi stunting melalui sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana, lebih dari sekadar lisan, komitmen dukungan terhadap program tersebut sebelumnya dituangkan dalam bentuk kesepahaman bersama melalui penandatanganan MoU antara IPKB Jawa Barat dengan BKKBN perwakilan Jawa Barat beberapa waktu lalu, “ ujarnya.
Menurutnya keanggotaan IPKB bukan semata jurnalis atau wartawan yang sehari-hari meliput KB atau Bangga Kencana. Dalam menjalankan tugasnya, anggota IPKB senantiasa akrab dengan isu-isu sosial, ekonomi, politik, hingga kebudayaan. Ini yang kemudian menjadikan jejaring IPKB sangat luas, sehingga menjadi modal dalam melakukan advokasi kepada para pengambil kebijakan. “Mereka adalah mitra Bapak/Ibu di kabupaten dan kota dalam menggelorakan program Bangga Kencana, khususnya saat ini fokus pada isu-isu stunting dan orientasi penurunan angka Kematian Ibu melalui KB Pasca Persalinan (KBPP),” ujar Mamay.
Mengapa Media atau Penulis harus dilibatkan, tegas Mamay, karena para awak media yang tergabung dalam IPKB sangat dekat dengan para pemangku kebijakan. “Media memiliki aksesilibitas luas, bisa menghubungi siapa saja, kapan saja. Mampu menyederhanakan pesan, membunyikan angka menjadi lebih manusiawi. Memiliki kepekaan tinggi terhadap masalah. Menjadi mata dan telinga pengelola program Bangga Kencana di daerah, serta bekerja sesuai profesinya, menulis secara reguler di media masing- masing. Menyediakan rubrik khusus secara berkala, mengembangkan media khusus dengan tema dan sasaran spesifik mengenai program Bangga Kencana, menjadi penyedia konten atau kontributor/penulis untuk portal resmi SKPD KB di daerah masing-masing, memfasilitasi penyusunan berita resmi (press release) SKPD KB bagi media massa dan melakukan advokasi program kepada stake holders terkait, “ tegasnya.
Tak ayal, dukungan IPKB membuat sumringah Plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd,. Ia berharap IPKB mampu berkolaborasi dan menjalankan perannya secara nyata di masyarakat. “Upaya percepatan penurunan angka stunting di Jawa Barat mendapat dukungan luar biasa. Bila sebelumnya mendapat dukungan dari kalangan akar rumput di desa dan kelurahan, kali ini datang dari salah satu kekuatan demokrasi kita, kalangan Pers. Kita semua bersyukur mendapat dukungan dari komunitas para pencerah kehidupan. Keterlibatan media juga menjadi bukti nyata kolaborasi pentahelix di Jawa Barat,” ujar Teguh Santoso.
Dirinya menilai peran media sangat penting untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang orientasi percepatan penurunan angka stunting. “Keberhasilan orientasi percepatan penurunan angka stunting membutuhkan sebuah kolaborasi strategis antara pemangku kepentingan, termasuk media. Media menjadi salah satu pilar dalam strategi nasional percepatan orientasi percepatan penurunan angka stunting. Dalam hal ini terkait perubahan perilaku dan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi). Di sinilah peran IPKB menjadi sangat penting. Harapan kami, teman-teman IPKB bisa membantu untuk melakukan KIE kepada masyarakat. Selain di provinsi, tentu saja di kabupaten dan kota bisa berkomunikasi dengan para kepala OPD KB untuk meningkatkan koordinasi dalam mengawal pemberitaan orientasi percepatan penurunan angka stunting ini,” pungkasnya. (Mamay)