Views: 1.1K
DEPOK, JAPOS.CO – Ajang Unjuk Bakat Duta Genre Kota Depok 2024 yang seharusnya menjadi panggung ekspresi talenta muda malah berubah kontroversial. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok itu digelar di Atrium Mall Pesona Square, Senin (16/9) dan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono (IBH). Namun, yang mencuri perhatian bukanlah bakat para peserta, melainkan aksi bagi-bagi duit yang dilakukan oleh IBH.
Dalam acara tersebut, sebanyak 20 peserta, terdiri dari 10 putra dan 10 putri, unjuk kebolehan dengan menampilkan beragam bakat seperti menyanyi, menari, hingga bela diri. Ajang tersebut seharusnya menjadi kesempatan emas bagi generasi muda Depok untuk menunjukkan talenta mereka, namun sayangnya momen ini dinodai oleh tindakan IBH yang membagikan uang kepada hadirin.
Aksi ini tak berhenti di sana. Sebuah video yang tersebar di media sosial menunjukkan momen ketika IBH menyisipkan slogan kampanyenya “Lanjutkan!” di akhir pidatonya. Imam meminta para peserta untuk mengikuti ucapannya, namun sempat tidak mendapatkan respons. Setelah Imam mengulangi teriakannya, barulah terdengar balasan dari audiens. Slogan tersebut diketahui merupakan tagline kampanye pasangan calon (paslon) Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi dalam Pilkada Depok 2024.
Kecaman Masyarakat
Aksi bagi-bagi uang dan kampanye terselubung ini memicu kecaman dari berbagai pihak. Ketua Barisan Relawan Supian Suri (Baress), H. Acep Azhari, menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk kampanye yang tidak beretika.
“Kampanye tidak beretika! Ini mengajarkan hal yang tidak baik bagi generasi muda. Apakah ini pertanda kepanikan karena pasangan Supian Suri – Chandra semakin kuat dan berpotensi menang di Pilkada Depok?” ujar Acep Azhari dengan lantang.
Acep juga menyoroti dugaan adanya pelanggaran pemilu. Menurutnya, jika aksi bagi-bagi duit ini dilakukan di luar masa kampanye, bisa jadi ada indikasi “serangan fajar” yang merugikan kompetisi demokrasi di Depok. Pihaknya berencana menyelidiki lebih lanjut dan tidak segan-segan akan melaporkan kejadian ini ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) jika ditemukan pelanggaran.
Sementara itu, tokoh masyarakat sekaligus pelaku UMKM di Kota Depok, Rudi Murodi, turut mengutuk tindakan tersebut. Menurutnya, aksi seperti ini tidak pantas dipertontonkan, terlebih di acara resmi yang dibiayai oleh anggaran daerah (APBD).
“Kalau nggak bisa jadi teladan, bahaya! Yuk ah, meriahkan pesta demokrasi di Kota Depok dengan adab yang santun dan penuh etika,” ucap Rudi, khawatir generasi muda akan meniru perbuatan yang tidak bermoral ini.
Pilkada Depok 2024 di Ambang Ketegangan
Pilkada serentak 2024 dijadwalkan akan berlangsung pada 27 November 2024, dan penetapan calon oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan dilakukan pada 22 September 2024. Dengan semakin dekatnya waktu pemilihan, ketegangan antar kubu politik kian memuncak. Dukungan kuat yang diraih oleh pasangan Supian Suri – Chandra dinilai semakin mengancam posisi IBH – Ririn. Hal ini, menurut pengamat politik lokal, bisa jadi pemicu berbagai tindakan yang dianggap tidak etis demi mengamankan suara.
Sebagai bagian dari masyarakat, Ustadz Syahrudin, seorang tokoh agama setempat, menambahkan bahwa tindakan semacam ini mencoreng nilai-nilai demokrasi yang seharusnya dijaga. “Kalau nggak bisa jadi teladan, bahaya! Pesta demokrasi harus penuh adab dan etika,” tegasnya.
Pilkada Depok semakin panas dengan berbagai insiden yang terjadi, dan semua pihak diharapkan tetap menjaga moralitas serta integritas dalam menjaga jalannya pesta demokrasi di Kota Depok.( Joko Warihnyo )