Views: 908
KAJEN, JAPOS.CO – Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, memberikan sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS serta cara pencegahannya dalam kegiatan pembinaan yang digelar di Aula Lantai I Gedung PCNU Kabupaten Pekalongan, Kamis (12/09/2024).
Kegiatan dihadiri oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Pekalongan, Rektor ITSNU, Para Kepala OPD, Unsur Forkopimcam, dan diikuti peserta dari kalangan mahasiswa ITSNU Kabupaten Pekalongan.
Dalam kegiatan itu, Fadia mengatakan bahwa HIV/AIDS merupakan masalah serius yang harus dihadapi bersama. “HIV/AIDS ini tidak bisa kita anggap remeh. Saya sebagai ibunya warga Kabupaten Pekalongan merasa perlu memberikan sosialisasi ini, agar masyarakat memahami bahaya HIV/AIDS, bagaimana cara penularannya, dan juga pencegahannya,” kata Bupati Fadia.
Berdasarkan data terbaru mengenai HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan tahun 2024, tercatat ada sebanyak 892 orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS. Jumlah tersebut merliputi 490 laki-laki dan 402 perempuan, yang tersebar di berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak usia 0-14 tahun, remaja, dewasa, lansia, ibu hamil, pekerja seks wanita, dan lain sebagainya.
Bupati Fadia menekankan bahwa data tersebut hanya mencakup kasus yang terdeteksi. Ia memperingatkan bahwa kasus yang tidak terlaporkan mungkin lebih banyak. “Yang tidak ketahuan pasti ada lagi,” tambahnya,
Dengan adanya sosialisasi ini, Bupati berharap dapat menambah pengetahuan serta kesadaran masyarakat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja, yang kerap terpapar pergaulan bebas. “Mudah-mudahan dengan acara seperti ini, akhlak anak-anak kita semakin baik, dan kita bisa bersama-sama menekan angka penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan,” harapnya.
Bupati Fadia juga menambahkan bahwa setiap tahun jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Pekalongan cenderung meningkat. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut memerangi penyebaran penyakit ini. “Mari kita perangi bersama. Kita kontrol rutin penderita HIV/AIDS agar tidak menularkan ke orang lain dan pastikan mereka mendapatkan pengobatan yang maksimal, apalagi pengobatan sudah gratis, jadi tidak ada alasan untuk tidak berobat,” tegasnya.(sofi)