Views: 731
SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Kedaan tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM) di Afdl IV unit Bah Jambi kini sangat memprihatinkan, dimana banyak tanaman yang di tumbuhi gulma berkayu atau gulma perennial, hal tersebut di sebabkan tata cara pemangkasan/penunasan tidak teratur di lakukan pihak manajemen.
Akibat penunasan tidak sesuai aturan berakibat batang kelapa sawit tersebut di tumbuhi gulma berkayu yang subur sehingga mengganggu masa panen tiba, bahkan salah satu karyawan pemanen merasa tidak bebas menggerakkan pisau egreknya karena banyaknya tumbuhan gulma tersebut.
“Iya betul Pak…karena adanya pohon perdu yang tumbuh subur di batang kelapa sawit ini makanya susah kami ambil buah sawit nya , tapi waktu penunasan pun memang kami juga yang ngerjain,Tapi itu di borong kan dengan harga murah saat itu oleh asisten kami , ya kami kerjain dengan menyesuaikan harganya la Pak,” jelas karyawan Pondok Afdl IV(Nama tak ingin di sebut) ke Japos, Rabu (21/8/2024).
“Sementara kalau di kampung kampung harga/pokoknya untuk menunas harganya paling murah Rp 5.000,kalau kami di kebun di bayar cuma Rp 1.000, kadang di tambahin 100 atau 200 perak, kami gak tahu harga dari perusahaan, pokoknya nyampe ke karyawan ya segitulah Pak,” ucapnya kembali.
Terpisah saat Japos lanjut mencoba mempertanyakan harga satuannya dalam pengerjaan penunasan di unit Bah Jambi dan berapa yang di bayarkan ke karyawan yang memborong tunasan di lapangan ke asisten Afdl IV bapak Agus Siregar melalui pesan dan telepon whatsapp, namun beliau tidak membalas dan merespon.
Kemudian Japos mencoba mempertanyakan hal yang sama ke Rahmat selaku Asisten Kepala Unit Bah Jambi, namun sampai berita diturunkan belum mendapatkan tanggapan. (Rait)
