Scroll untuk baca artikel
BeritaSumatera Utara

Kepala Bagian Farmasi RS Balimbingan Hiraukan Mutu Pelayanan, Tidak Cukup Hanya Minta Maaf

×

Kepala Bagian Farmasi RS Balimbingan Hiraukan Mutu Pelayanan, Tidak Cukup Hanya Minta Maaf

Sebarkan artikel ini

Views: 1.5K

SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Rumah Sakit Balimbingan yang berada di Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun seharusnya mengutamakan mutu pelayanan yang lebih baik kepada pasiennya, apalagi pasien yang merupakan pensiunan dari perkebunan PTPN IV Balimbingan yang merupakan ada ikatan erat di antaranya.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Padahal pimpinan pusat RS Balimbingan mensosialisasikan standarisasi mutu pelayanan sebagai berikut, Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai Publik Service. Rumah Sakit Balimbingan dari waktu ke waktu senantiasa berusaha meningkatkan kinerja maupun mutu pelayanan, dengan upaya meningkatkan disiplin karyawan.

Tetapi berbeda perlakuan karyawan bagian Farmasi RS Balimbingan dengan Jumingin (pasien), padahal Jumingin merupakan orang tua yang semasa hidupnya mengabdi di perkebunan PTPN IV Balimbingan dan saat ini beliau sudah menikmati sebagai pensiunan dari perusahaan perkebunan tersebut.

Hal itu di alaminya ketika Jumingin selesai menjalani masa rawat inap dan beliau menjadi pasien yang di haruskan untuk cek up seminggu setelah sepulang dari RS Balimbingan, dan tiba masa cek up beliau merasa di permainkan oleh pelayanan RS Balimbingan bagian Farmasi, beliau di temani oleh cucunya untuk cek up dan di sarankan untuk mengkonsumsi obat yang sebelumnya sudah di resep pihak dokter RS Balimbingan itu sendiri.

Namun begitu cek up perdana ke RS Balimbingan pada hari Rabu  (12/06/2024), cucu dari pasien mendatangi rumah sakit ke bagian Farmasi untuk mengambil obat, namun kala itu kepala bagian Farmasi memberikan sejenis obat kapsul (clindamycin 150mg) padahal tertulis di resep dua jenis obat.

“Begitu saya mengambil obat ke bagian Farmasi, yang tertulis kan dua jenis obat tapi ibu itu ngasih cuma satu jenis, lalu kepala Farmasi menyuruh saya datang besoknya, kamis (13/06/2024), dan besoknya saya datang dan saya tunggu sampai sore saat itu, tetapi kembali ibu kepala Farmasi mengatakan obatnya tidak tersedia di bagian Farmasi RS Balimbingan, itu katanya Pak,”terang cucu pasien ke Japos.co.

“Karena alasan pertama cek up itulah mungkin kakek dan keluarga saya tidak lagi mau cek up yang kedua kalinya ke RS Balimbingan itu lagi, seharusnya Rabu (19/06/2024), yaitu akhirnya orang RS Balimbingan datang menjenguk kakek di hari Kamis (20/06/2024), dan mereka memberikan dua jenis obat yang mungkin sesuai resep dokter yang lalu, lalu mereka minta maaf ke kami atas pelayanan yang sebelumnya kurang bagus,setelah itu rombongan mereka pulang dengan menggunakan mobil ambulans RS Balimbingan,” lanjut cucunya Jumingin.

Menanggapi keterangan cucu dari pasien tersebut, kepala bagian Farmasi pun mulai berdalih dengan menyatakan bahwa saat itu obat bapak Jumingin saya serahkan ke seorang pria besar berambut keriting.

“Seingat saya saat bapak Jumingin cek up, obatnya saya serahkan ke seorang pria tinggi besar dan berambut keriting, kok ini beda ya,” sebut ibu kepala bagian Farmasi saat duduk bersama dengan keluarga pasien.

Atas ucapan ibu kepala bagian Farmasi tersebut,cucu pasien langsung memotong pembicaraan,dan cucu/Sundari pun berkata “Kan ibu yang sebelumnya menjanjikan ke saya pada saat cek up hari rabu lalu,trus ibu yang suruh saya kembali lagi besoknya,dan setelah besoknya saya kembali jumpai ibu,ibu bilang lagi bahwa obat tersebut belum juga tersedia , ya tentunya kami kecewa.

Setelah mendengarkan keterangan Sundari (cucunya Jumingin) dan apa yang di keluhkan keluarga Pak Jumingin, ibu kepala farmasi RS Balimbingan pun mengingat ngingat dan akhirnya meminta maaf kepada semua keluarga Jumingin yang berada di rumah tersebut.

“Ya karena ini kelalaian dari pihak kami, di sini kami meminta maaf dan sekalian kami mengantar obat yang sebelumnya tidak tersedia di RS Balimbingan, inipun saya dapatkan saat kami rapat di Medan. Dan saya pun masih bingung ini, karena pimpinan pusat akan datang membahas permasalahan ini karena sudah viral di media,” ujar ibu kepala farmasi.

Menanggapi hal tersebut Ketua LSM LP4 (lembaga pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik),Pahala Sihombing saat dimintai keterangannya, beliau menyayangkan kejadian peristiwa tersebut, dan menurut beliau tidak cukup hanya meminta maaf, aturan yang tidak sesuai SOP harus di tindaklanjuti sesuai peraturan yang berlaku di RS Balimbingan tersebut.

“Jelas jika kronologi kejadiannya seperti itu, seharusnya pimpinan RS Balimbingan bisa tegas memberikan sanksi kepada Kepala farmasi dan anggotanya yang terlibat, tidak cukup hanya meminta maaf kepada keluarga pasien sebelumnya, karena ini menyangkut nama baik RS Balimbingan itu sendiri,” terangnya.

“Dan saya pikir ini tidak cukup dibahas di internal pimpinan perusahaan yang membidangi kesehatan tetapi sudah sepatutnya disampaikan kepada menteri kesehatan republik Indonesia ,boleh kita bayangkan orang yang sudah tua dan pensiun dari perusahaan tempat ia  pensiunan dari PTPN 4 kebun unit Balimbingan,setelah pensiun apakah beliau itu tidak layak agar selalu sehat hingga ajal menjemputnya.. hargailah mereka jangan membuat kebijakan kebijakan konyol sehingga merugikan pasien yang datang berobat ke rumah sakit perkebunan ini..dan saya selaku ketua LP 4 akan menyurati menteri kesehatan RI di Jakarta dan saya juga menyakini masih banyak kasus kasus lainnya seperti kasus pasien yang mengunakan BPJS tidak sesuai dengan SOP,” tutupnya. (R Sirait)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *