Views: 997
JAKARTA, JAPOS.CO – Di Singapura ada peningkatan kasus COVID-19, akibat dari varian KP-1 dan KP-2. Jumlah infeksi Covid-19 di Singapura mulai tanggal 5 hingga 11 Mei naik menjadi 25.900. Meningkat sebesar 90 persen dibandingkan dengan 13.700 kasus pada minggu sebelumnya.
Dalam rilis Kementerian Kesehatan (MOH), rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 meningkat menjadi sekitar 250 dari 181 pada minggu sebelumnya. Sementara rata-rata kasus harian di perawatan intensif tetap rendah yaitu tiga kasus dibandingkan dua kasus pada minggu sebelumnya.
Kasus lonjakan tersebut dipicu oleh varian baru Covid-19 KP.1 dan KP.2. Hingga saat ini kedua varian tersebut mencakup lebih dari dua pertiga kasus di Singapura. Hal ini kemudian mendorong Kementerian Kesehatan Singapura untuk kembali mengambil langkah-langkah guna memastikan kapasitas yang memadai di rumah sakit umum. Warga pun kembali diminta memakai masker.
Sebenarnya, tidak ada indikasi KP.1 dan KP.2 lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lainnya. Namun MOH mendesak masyarakat untuk terus mendapatkan informasi terbaru tentang vaksinasi untuk melindungi terhadap jenis virus yang ada saat ini dan yang baru muncul.
Menanggapi usulan sejumlah pihak agar Kementrian Kesehatan RI melancarkan vaksin booster untuk melindungi masyarakat Indonesia, pendiri Beranda Ruang Diskusi Dar Edi Yoga menganggap hal itu tidak perlu dilakukan, karena akan menjadi beban keuangan negara.
“Yang harus dilakukan adalah edukasi ke masyarakat untuk selalu mencuci tangan dengan air sabun atau alkohol, mengurangi kontak dengan orang sakit, melakukan etika batuk dan pakai masker saat sakit, serta menjaga daya tahan tubuh,” kata Dar Edi Yoga, Rabu (22/5).
Jika pun mau dilakukan vaksin massal, lanjutnya, lebih baik menggunakan vaksin hasil karya anak bangsa, berupa vaksin imunoterapi yang digagas Prof. DR. dr Terawan Agus Putranto. Vaksin yang dulu namanya Vaksin Nusantara ini terbukti lebih menyehatkan dan membuat tubuh lebih kuat dalam menghadapi berbagai virus Covid-19.
“Pemerintah tinggal keluarkan regulasi untuk vaksin imunoterapi agar dapat diakses masyarakat dengan mudah dan biaya murah,” kata Yoga yang juga praktisi media ini.(Red)