Views: 925
JAMBI, JAPOS.CO – Gubernur Jambi H Al Haris menghadiri puncak Peringatan Hari Kartini ke-146 Provinsi Jambi yang mengambil tema “Hari Kartini Membangkitkan Semangat Inspirasi Kaum Wanita”, bertempat di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Selasa (21/05/2024) pagi.
Hadir pada kesempatan tersebut Penasehat Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jambi Hj. Hesnidar Haris, para Ketua Organisasi Wanita, para Unsur Forkopimda, dan Kepala OPD terkait serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutan dan arahannya Gubernur Al Haris menyampaikan bahwa jalan yang telah dibuka oleh Kartini membawa para perempuan Provinsi Jambi dapat meneruskan perjuangan Kartini, mendidik diri dan mengoptimalkan potensi diri, agar dapat menjadi bagian dari pembangunan Provinsi Jambi dan Indonesia, menjadi agen perubahan dan motor penggerak transformasi masyarakat melalui pembangunan yang berkeadilan.
“Hari ini kita memperingati Hari Kartini ke-146, kita harus melihat kebelakang sejarah perjuangan ibu kita Kartini meskipun sudah melewati banyak masa tetapi perjuangannya masih utuh, masih dikenang oleh kita semua. Pada hari ini perempuan mendapatkan tempat luar biasa dengan adanya undang-undang pemilu yang mengharuskan perempuan itu memenuhi kuota 30% ini, artinya adalah 30% itu harus ada perempuan di parlemen, di semua tingkatan dari DPRD kabupaten/kota/provinsi. Namun di tingkat nasional meskipun hari ini memang belum terpenuhi kuota itu. Nah, ini artinya paling tidak adalah pemerintah sudah mencoba memberikan tempat dan ruang kepada ibu-ibu Kartini Indonesia ini untuk berkiprah di semua jenis tingkatan, di semua level dan banyak sekali yang sukses hari ini,” ujar Gubernur Al Haris.
Dikatakan Gubernur Al Haris, dengan adanya kesempatan bagi kaum perempuan ini menandakan bahwa hari ini Kartini-Kartini ini sudah mendapatkan porsi dan tempat yang layak, artinya adalah apa yang dulu menjadi pikiran Kartini hari sudah bisa dilihat bahwa peran ibu-ibu, peran kaum wanita/kaum perempuan sudah sejajar dengan kaum laki-laki.
Gubernur Al Haris mengungkapkan bahwa saat ini fenomena yang terjadi adalah ketika perempuan sudah berkarir mereka lupa kodratnya. “Ketika para wanita berkarir jangan lupa membina rumah tangga, anak-anaknya, banyak kita lihat ketika dapat tempat yang bagus malah rumah tangganya tidak dapat dipertahankan. Saya kira fenomena-fenomena yang harus menjadi kekuatan perempuan bagaimana kita tetap berkarir dengan baik tapi juga tetap melekat pada diri kita itu bahwa kita ini seorang istri, seorang ibu rumah tangga,” ungkap Gubernur Al Haris.
Selain itu, Gubernur Al Haris juga menyatakan bahwa arti perjuangan ibu Kartini itu adalah perempuan Indonesia yang tetap melaksanakan norma-norma kaidah kaum perempuan. “Mari kita refleksi diri kita, hidup kita, kemana sebetulnya nilai-nilai perjuangan yang sesungguhnya dari ibu kita Kartini itu 146 tahun yang silam. Meskipun peradaban dunia terus berkembang, tantangan makin luar biasa, cobaan juga makin berat, tapi Kartini tetap konsisten dengan perjuangan-perjuangannya,” pungkas Gubernur Al Haris.
Sementara itu, Penasehat BKOW Provinsi Jambi Hj. Hesnidar Haris dalam sambutannya menyatakan bahwa peringatan Hari Kartini ini untuk merayakan dan membangkitkan kembali semangat seorang perempuan dari kota kecil Jepara tentang hak kaum perempuan untuk berdiri setara sebagai warga negara dan makhluk ciptaan Tuhan.
“Saya mengajak kita semua, seluruh masyarakat Provinsi Jambi, perempuan maupun laki-laki, untuk terus menyuarakan semangat Kartini tentang kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan, dan kemajuan bagi seluruh anak bangsa ini, setiap kelompok masyarakatnya, agar peradaban negeri yang lebih baik dapat kita wujudkan. Semangat Kartini hendaknya menjadi inspirasi kita semua bahwa kemajuan dan kesejahteraan harus diperjuangkan bersama-sama agar menjadi milik setiap masyarakat negeri ini,” kata Hj. Hesnidar.
“Pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak para perempuan Jambi dan seluruh masyarakat Jambi untuk meneladani pemikiran Kartini yang sangat luas terhadap isu kemanusiaan, toleransi, kesetaraan, kesehatan, pendidikan, kemiskinan serta penjajahan. Meningkatkan kepedulian dan kepekaan kita semua, memanfaatkan potensi dan privilise yang dimiliki untuk berperan serta mewujudkan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat. Keprihatinan seorang Kartini atas kondisi perempuan yang menjadi warga kelas dua di zamannya terdengar lantang hingga kini setelah lebih dari seabad kepergiannya. Kegundahan yang ia sampaikan melalui rangkaian kata dalam surat-suratnya menunjukkan pemikiran seorang perempuan yang kritis terhadap kondisi sosial yang ada disekitarnya,” lanjut Hj. Hesnidar Haris.
Hj. Hesnidar Haris juga menjelaskan, Kartini tidak punya massa apalagi uang, kekuatannya adalah kepekaan dan kepeduliannya terhadap perempuan dan negerinya yang menjadi alasannya untuk berjuang agar kaum perempuan di negerinya dapat berada dibarisan pembangunan negeri ini, menjadi mitra sejajar dan teman seperjuangan kaum lelaki, untuk membawa perubahan bagi seluruh masyarakat.
“Sejak zaman dahulu, Kartini telah menyadari bahwa pendidikan adalah instrumen paling mumpuni untuk membawa perubahan bagi bangsa, menguak fajar dan peradaban baru bagi kaum bumiputera. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan,” jelas Hj. Hesnidar Haris.
“Pemikiran Kartini ini hendaknya semakin menguatkan tekad dan semangat perempuan di masa kini untuk terus meningkatkan kualitas diri, mendidik diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, memperluas cakrawala pengetahuan, mengasah logika berpikir yang benar dan kritis terhadap beragam informasi yang hadir, agar potensi kaum perempuan yang sangat besar itu dapat dioptimalkan untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat di berbagai bidang kehidupan,” imbuh Hj. Hesnidar Haris.(Rizal)