Scroll untuk baca artikel
BengkuluBerita

Pengelolaan Pasar Induk Kota Mukomuko Pemkab Disinyalir Tidak Serius, Ini Tanggapan Kabid Perdagangan

×

Pengelolaan Pasar Induk Kota Mukomuko Pemkab Disinyalir Tidak Serius, Ini Tanggapan Kabid Perdagangan

Sebarkan artikel ini

Views: 1.9K

MUKOMUKO, JAPOS.CO – Penanganan pengelolaan pasar induk Kecamatan Kota Mukomuko yang terletak di kelurahan Koto Jaya, Kecamatan Kota Mukomuko, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu merupakan pasar pusat perbelanjaan baik masyarakat setempat maupun yang datang dari luar yang hanya berlangsung satu pekan atau hanya di hari Minggu.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Belakangan ini pasar minggu itu kerap jadi bahan perhatian publik pasalnya, kondisi dan situasi pasar minggu Koto Jaya, Kecamatan Kota Mukomuko itu  disinyalir sudah tidak terkondisikan lagi, ini diduga tidak adanya keseriusan Pemerintah Daerah terhadap pengelolaan pasar di daerah itu.

Seperti diketahui saat ini terdapat beberapa bangunan pedagang yang tidak terealisasi sesuai fungsi nya alias mubazir, pedagang yang menjajakan dagangan nya semrawut, gerbang masuk utama pasar rusak parah, sementara distribusi pasar dipungut, parkir dipungut sementara kondisi pasar jauh dari kata terkondisikan.

Ini terindikasi tidak adanya keseriusan Pemerintah Daerah setempat dalam penanganan pasar minggu Koto Jaya, Kecamatan Kota Mukomuko untuk lebih baik.

Dikonfirmasi tempo hari,” Kepala Dinas Kadis) Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Mukomuko Nurdiana melalui Kepala Bidang Pengelolaan Pasar (Perdagangan) Yudi selaku lending sektor mengatakan,” Emang kalau kami sih sebenarnya usaha kami untuk pengajuan rehab gedung namanya kan insya Allah, kalau dari tahun kemarin kan sempat kami berupaya teriak saja yang tidak, maksudnya tidak disetujui,” kata Kabid Pengelolaan Pasar.

“Kalau tahun sekarang sedang kami ajukan ke Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)-nya mudah-mudahan untuk tahun 2025 nanti bisa di direalisasikannya, untuk perbaikan itu sementara yang saya tahu enggak tahu juga mudah-mudahan ada kebijakan lain dari atasan karena ini yang cara gambaran saja,” ungkap Yadi.

Yudi juga mengatakan terus yang penataan pedagang yang semrawut itu memang susah ngaturnya tapi nanti entah ada usaha gimana, terus bangunan yang tidak bermanfaat itu sebenarnya sudah diarahkan ke situ, sudah sering cuman pedagang mengeluh karena struktur bangunan itu tidak sesuai dengan keadaan atau iklim kita di sini karena pedagang, terutama misalnya sayuran itu kan panas ini katanya mudah layu gitu, kalau makanan mudah basi, Kalau ikan daging otomatis kalau suhu panas kan ini cepat juga rusak namanya terus.

“Mungkin lebih susah juga mungkin buang limbahnya sedangkan yang susah buang limbahnya apalagi di dalam, jelas saja kalau menurut hemat saya jelas saja susah mungkin. Untuk sementara mungkin yang bisa saya Jawab karena saya di sini cuman staf koordinator aja yang megang kebijakan atau pengarahan yang lainnya itu kan atasan langsung,” demikian Yudi.

“Kalau saya hanya bisa menjawab kenapa tidak diarahkan ke situ yang bangunan itu kan sudah pernah dicoba cuman ya enggak ada mau masuk ke situ karena dengan alasan itu tadi sayuran mudah layu panas menyerah makanan cepat basi, apalagi jualan makanan yang basah, limbah pasar  menurut aturan sih memang kalau untuk petugas kebersihan itu kan harus ada tersendiri jadi untuk sementara ini kan cuman swadaya itu kan yang petugas kebersihan kan acaranya LH yang koordinasan tapi saya enggak tahu juga gimana nanti apakah saya salah jawab nanti kan saya nggak ngerti juga pengelola pasar ini kan kalau untuk sementara ini kalau masih dari Disperindag untuk saat ini masih diterima atau juga kalau penjelasan selanjutnya memang ada sih rencananya mau diinginkan ke pihak ketiga tapi sebelum tahu jelasnya yang pastinya petugas mungkin petugas pengelola Pasar masih Disperindag yang aku mau retribusi nanti petugas apa nanti kayaknya kurang memuaskan,” ungkapnya.

Yudi menambahkan terus meningkat karena jawaban saya ini belum bisa di akurat cara 50%, belum nanti, sekarang nggak dijawab nanti enggak tahu apa-apa katakanlah masih meraba-raba.(Jpr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *