Views: 2K
SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Kepala Sekolah seharusnya bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar.
Untuk itu kepala sekolah harus bisa membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan dan kebutuhan murid.
Kepala sekolah seharusnya dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dengan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis. Pelayanan pendidikan dalam dinas bagi administrator sekolah dapat memperjelas harapan-harapan atas peranan kepala sekolah.
Namun hal tersebut berbeda dengan kepala Sekolah SMPN 2 Hatonduhan Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, sebab Anggun Nita Sianturi SPd SPsi sebagai kepsek yang di anggap belum mampu memberi contoh tauladan yang baik kepada para guru dan siswa-siswi di sekolah tersebut.
Hal tersebut terkait dengan perencanaan pelaksanaan study tour para guru dan murid yang sempat di sorot orang tua siswa dan pihak komite sekolah,sebab dalam perencanaan tersebut tidak lebih dulu berkoordinasi dengan pihak orang tua murid dan pihak komite sekolah.
Apalagi saat ini perihal study tour lagi menjadi sorotan hangat di media sosial,bahkan banyak kejadian yang pihak sekolah tidak bertanggungjawab atas kejadian yang salah satu contohnya kejadian kecelakaan di perjalanan.
Perihal rencana study tour di SMPN 2 Hatonduhan di informasikan dari salah satu orang tua murid yang enggan disebutkan namanya, Selasa (14/05/2024) menyatakan bahwa ada kutipan untuk study tour.
“Pak…kenapa di Sekolah anakku ada kutipan untuk study tour dengan biaya Rp 330.000./siswa,tetapi pihak sekolah belum ada musyawarah sama orang tua siswa, apa bisa begitu ya Pak, ” ungkap orang tua siswa di SMP Negeri 2 hatonduhan yang bertempat di Nagori Buntu Turunan.
“Yang saya takutkan lagi Pak, saat ini banyak kejadian bahwa study tour berujung maut, namun di nilai banyak pihak sekolah tidak sepenuhnya bertanggungjawab, kalau pun pihak guru dan murid mau mengadakan acara perpisahan dengan anak muridnya kan bisa di lakukan di sekolah , jangan pula para guru beralasan itu karena kemauan murid dan dengan alasan uang tabungannya di sekolah, kan gak semua murid bisa menabung, salah satunya anak saya la Pak,untuk ngasi uang jajan aja saya masi susah, masalahnya karena faktor ekonomi kami Pak,” Lanjut orang tua murid tersebut.
“Bahkan ada wacana dari pihak sekolah, bahwasanya ikut tidak ikut harus bayar, kenapa jadinya ada intimidasi ke murid yang sebelumnya tidak di musyawarahkan kepada kami selaku orang tua murid, janganlah murid di jadikan alasan untuk pengutipan studi tour ke tempat wisata Mickey Holiday di Berastagi Kabupaten Karo,Sumatera Utara itu Pak,” Harap orang tua murid tersebut.
Sementara saat dikonfirmasi prihal tersebut Kepala Sekolah Anggun Nita Sianturi SPd SPsi yang kebetulan lagi di kantornya, Selasa (14/05/2024), membenarkan informasi itu tapi dengan alasan tabungan siswa.
“Iya Pak, tapi itu sesuai dengan tabungan siswa itu Pak.bukan dikutip dari orang tua Pak…benar kami salah,karena sebelumnya kami tidak melibatkan orang tua dan komite untuk study tour ini,” ungkapnya ke awak media.
“Saya akui kami salah dan siap bertanggungjawab perihal kesalahan tersebut, walaupun nantinya saya di minta untuk meminta maaf di depan para orang tua wali, saya siap Pak, lagian bawahan saya pun sudah saya perintahkan untuk menemui ketua komite sekolah untuk meminta maaf atas kesalahannya,” tutupnya. (Ramlan Sirait)