Views: 1.4K
PANDEGLANG, JAPOS.CO – Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau lokasi penangkaran benih padi kelompok tani mandiri Kampung Batu Jaya, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Selasa (5/3/2024). Peninjauan itu dilakukan untuk memastikan ketahanan pangan di Provinsi Banten aman dan terjaga baik dari hulu sampai hilir.
Al Muktabar mengungkapkan, bibit padi yang diproduksi di penangkaran itu kualitasnya sangat baik, apalagi jenis varietas yang dikembangkannya juga cukup banyak dan beragam. Potensi ini akan terus dioptimalkan sampai tingkat offtaker atau pasar dan pemerintah hadir di situ untuk memfasilitasi.
“Karena sebuah produk itu biasanya sangat tergantung dari kualitas bibitnya selain ada juga faktor pupuk. Nah, di sini, itu semua sudah ada, tinggal bagaimana membangun ekosistem produksinya agar tidak hanya dari tingkat hulunya saja yang baik, tapi juga sampai tingkat hilirnya,” kata Al Muktabar.
Al Muktabar juga meminta OPD terkait untuk bisa memfasilitasi kelompok tani mandiri itu sampai tingkat pasar yang merupakan ujung dari faktor produksi. Untuk sasaran tahap pertama, bisa dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan bibit padi di dalam daerah terlebih dahulu.
“Apalagi saat ini isu pangan sudah menjadi keluhan dunia dan berpengaruh besar terhadap posisi kita di dunia internasional. Negara yang kuat pangannya sangat dihormati oleh dunia, dan kita punya potensi itu,” imbuhnya.
“Kita juga akan minta pelibatan Perguruan Tinggi untuk bisa berperan dalam peningkatan kualitas benih bibit padi. Termasuk bagaimana agar para pemuda kita tertarik menjadi petani,” sambungnya.
Faktor produksi lainnya yang juga menjadi konsen Pemprov Banten adalah perbaikan saluran irigasi. Ini penting dilakukan mengingat sebagian besar persawahan di Provinsi Banten merupakan tadah hujan. Maka dari itu, sumber-sumber air yang ada harus terus ditingkatkan.
“Memang tidak bisa mengairi semuanya, nanti kita hitung berapa persen yang bisa diairi dari irigasi yang ada. Kita segera menyusun agenda itu ke depan. Irigasi dan infrastruktur akan kita tuntaskan,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten Agus M Tauchid mengaku akan segera menindaklanjuti apa-apa yang menjadi arahan dari Bapak Pj Gubernur Banten Al Muktabar kaitannya dengan peningkatan produksi benih padi di Provinsi Banten secara umum, termasuk juga hilirisasi dari produksi benih padi itu.
“Pak Pj Gubernur meminta agar nilai tambah itu harus ada di kelompok tani, jangan di perusahaan. artinya, para penangkar benih padi itu harus dipersiapkan untuk menjual produknya dalam bentuk jadi atau kemasan kepada offtaker bukan calon benihnya yang mereka jual. Sehingga selain menjual bibit, ada nilai tambah juga yang didapatkan petani,” ujarnya.
Untuk menuju ke arah situ, Agus mengaku akan melakukan koordinasi dengan lembaga usaha, baik itu dengan BUMN, BUMD atau mungkin dengan Perguruan Tinggi dan sebagainya. “Kita akan mulai kolaborasikan,” ucapnya.
Dikatakan Agus, saat ini jumlah penangkaran benih padi yang ada di Provinsi Banten itu kurang lebih sekitar 2.100 kehtar, dan kebutuhan benih kita dalam setahun sekitar 10 ribu ton atau dengan kata lain 2/3 kebutuhan dari produksi lokal kita sudah tercukupi, terlebih ada tambahan benih dari bantuan pemerintah pusat.
“Saya segera akan membuat proses bisnis benih bibit padi ini, pada rangkaian mana itu ada nilai tambah di petani. Sehingga selain mereka menerima nilai tambah, stok bibit didalam daerah aman, juga kita bisa memberikan kontribusi kepada nasional,” pungkasnya. (Yan/ Adpim)