Scroll untuk baca artikel
BeritaJawa Barat

Pj Wali Kota Banjar Sikapi Peristiwa Keracunan Massal yang Dialami Puluhan Siswa SD

×

Pj Wali Kota Banjar Sikapi Peristiwa Keracunan Massal yang Dialami Puluhan Siswa SD

Sebarkan artikel ini

Views: 1.4K

BANJAR, JAPOS.CO – Pj Wali Kota Banjar, Hj.Ida Wahida Hidayati, buka suara menyikapi peristiwa keracunan massal yang dialami sejumlah siswa SD di Kota Banjar. Pihaknya kata Ida telah mengintruksikan Dinas Kesehatan supaya melakukan edukasi ke sekolah dan pedagang makanan yang biasa ada di lingkungan sekolah.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Ia menyampaikan sebanyak 500 gram contoh makanan yang diduga penyebab keracunan anak sekolah SD tersebut diperiksa Labolatorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar.  “Kami juga menghimbau agar anak-anak sekolah ke depan membawa makanan dari rumah, tak jajan sembarangan di lingkungan sekolah. Diharapkan siswa atau pelajar untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah ,” ujar Ida, Jumat (1/3).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, H. Saifuddin, mengatakan, siswa yang mengalami keracunan sebanyak 51 siswa, tersebar di 6 SD di Kota Banjar. Itu terdata mulai periode 21 Februari sampai 29 Februari 2024. “Kami juga menghimbau agar anak-anak sekolah ke depan membawa makanan dari rumah, tak jajan sembarangan di lingkungan sekolah,” kata H Saifuddin.

Menurutnya data siswa yang mengalami keracunan, siswa SDN 1 Batulawang sebanyak 6 orang, siswa SDN 2 Batulawang sebanyak 8 orang, siswa SDN 1 Bank Jabar Langensari sebanyak 12 orang, SDN 2 Sukamukti 5 orang, SDN 1 Raharja 1 orang dan SDN 3 Pataruman 19 orang.

Saifuddin menyampaikan, pengiriman contoh makanan untuk pemeriksaan di Labkesda Jabar akan dijadwalkan secepatnya.  “Kecepatan kesembuhan anak dari keracunan itu sangat tergantung kondisi fisik anak dan banyaknya sedikit yang dikonsumsi. Sementara untuk siswa yang masih menjalani perawatan selama ini sebanyak 3 orang. Di antaranya, seorang siswa SD 1 Raharja dan 2 siswa SD 2 Batulawang. Ketiga siswa ini masih proses penyembuhan.  Dari 51 siswa yang mengalami keracunan itu, tidak ada laporan yang menjalani rawat inap di rumah sakit.  Dipastikan siswa yang mengalami keracunan, bukan dari jajanan kantin sekolah, tetapi itu diduga dari pedagang keliling yang melintas sekolah, “ jelas Saeppudin.

Pernyataan yang disampaikan Pj. Walikota Banjar dan Kadinkes Kota Banjar sebagai bentuk klarifikasi kepada para awak media dimana sebelumnya sebanyak 32 siswa dari tiga SD Kota Banjar, mengalami keracunan makanan kemasan bermerk. Akibatnya, sejumlah anak korban keracunan tersebut harus menjalani perawatan intensif di sejumlah fasilitas kesehatan (Faskes) di Kota Banjar.

Menindaklanjuti kasus keracunan tersebut, Dinas Kesehatan Kota Banjar langsung bergerak dan mengumpulkan contoh makanan untuk diperiksa di Labolatorium Provinsi Jabar di Bandung.

Menurut H.Saifuddin, awal terungkapnya banyak siswa yang mengalami gejala keracunan dua hari lalu dari sekarang ini. “Terdata selama dua hari sampai sekarang, 32 siswa mengalami gejala karacunan. Semua anak ini dari 3 sekolah SD di Kota Banjar.  Adapun rinciannya, dari 32  kasus keracunan tersebut, di antaranya, siswa SD 1 Bank Jabar sebanyak 12 orang, SDN 2 Batulawang sebanyak 8 orang, siswa SDN Batulawang 1 sebanyak 6 orang, siswa SDN 1 Raharja sebanyak 1 orang dan siswa SDN 2 Sukamukti sebanyak 5 orang. Saat ini, semua anak ini sedang diverifikasi ulang ke sekolah masing-masing.  Pasien SD 1 Raharja, masih proses penyembuhan. Hal sama dialami 2 anak SD 2 Batulawang juga ini masih proses penyembuhan atau istirahat,” ungkapnya.

H Saifuddin mengimbau paska peristiwa keracunan siswa itu, semua meningkatkan kewaspadaan. Baik, guru di sekolah, orang tua rumah serta para pedagang jangan sampai jajanan berbahaya dikonsumsi anak-anak. “Menjaga anak-anak dari makanan jajanan berbahaya itu tanggungjawab bersama. Diharapkan masyarakat juga berperan aktif menjaga kesehatan anak-anak,” himbaunya.

Ditempat terpisah, Kepala UPTD SDN 1 Bank Jabar, Tatang Mugiyana mengatakan, siswa terdata mengalami gelaja keracunan sebanyak 12 orang.  “Gejalanya ini, anak mengalami muntah dan buang air besar mencret. Ini setelah anak mengkonsumsi makanan ringan bermerek Daya. Saat ini semua siswa korban keracunan sudah sehat dan sekolah kembali sekarang ini, “ katanya.

Hal yang sama dikemukakan Kepala SDN 2 Batulawang, Hasanah, yang mengakui bahwa ada siswanya yang mengalami gejala keracunan dengan gejala, setelah makanan kemasan, para siswa merasakan sakit perut dan mules.

“Siswa yang mengalami gejala keracunan itu, setelah membeli jajanan kemasan dari seorang pedagang keliling yang laki-laki, bukan dari kantin sekolah,” tandasnya. (Mamay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *