Views: 1.3K
PASURUAN, JAPOS.CO – Seakan tiada habisnya prestasi yang di torehkan oleh MAN 1 Pasuruan kali ini berhasil memborong Juara 1,2 Dan 3 di ajang UNIKL Internasional robot competition di Malaysia, beberapa hari lalu.
Satu diantaranya yang Luar biasa yaitu Fachri Insan Hidayatulloh, siswa kelas X-B yang sukses meraih Juara 1 kategori line follower.
Remaja yang bercita-cita menjadi seorang pilot ini sangat percaya diri dengan robot yang ia buat. Tak ayal, ia pun menang dan mendapatkan rangking 1 di ajang yang digelar di Universitas Kuala Lumpur itu.
Saat ditemui di ruang Kepala MAN 1 Pasuruan, Kamis (14/12/2023) siang, Fachri mengaku senang lantaran bisa jadi juara di kategori line follower.
“Senang sekali karena bisa menang lagi di kancah internasional,” pungkasnya.
Tak banyak yang dikatakan Fachri seputar lomba yang diikutinya. Robot yang ia rancang terbukti menjadi paling rapi dalam mendeteksi setiap garis sebagai jalur yang dilewati setiap robot yang dilombakan.
Tak hanya juara 1, Fachri dan guru pembina serta Kepala MAN 1 Pasuruan, Nasrudin juga ikut memback up di nomor grup. Sehingga Juara 2 dan Juara 3 berhasil diborong oleh MAN 1 Pasuruan.
“Yang penting bisa mengamankan tiket di semifinal. Dan syukur alhamdulillah, Juara 1, 2 dan 3 kami raih,” ucap Nasrudin.
Diungkapkan Nasrudin, peserta dari MAN 1 Pasuruan sangat disegani oleh peserta lain. Terlebih di kategori Line Follower, Indonesia selalu menjadi momok bagi peserta yang lain.
“Jadi seperti kalah sebelum berperang. Karena ada banyak negara di asia, kalau sudah peserta line follower dari Indonesia, pasti ditakuti seperti kalah sebelum berperang. padahal dia mahasiswa, dan robot yang dipakai juga sama,” terangnya.
Seperti diketahui, rentetan juara kompetisi robotika seperti menjadi sarapan pagi bagi MAN 1 Pasuruan.
Dengan semua penghargaan tersebut, Nasrudin hanya ingin membuktikan bahwa madrasah bukan hanya gudang ilmu agama. Melainkan madrasah dapat menghasilkan lulusan yang menguasai teknologi.
“Saya ingin membuktikan bahwa madrasah bukan hanya harus kenal dengan teknologi. Tapi juga menguasai. Karena secara religi ya memang berbasis itu, tapi tidak harus itu saja,melainkan madrasah wajib menguasai teknologi,” tutupnya.(Wio)