Views: 573
SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Dalam pelaksanaan pengerjaan pengerasan jalan telford sepanjang 62 meter dengan lebar 2 M dan ketinggian 0,2 M dengan total anggaran sebesar Rp 21.107.000.00 dan bersumber dari dana desa tahun 2023 di Huta Sampe Mauli Nagori Jawa Tonga Hatonduhan Kabupaten Simalungun diduga asal dikerjakan.
Dari hasil investigasi, Jumat (17/11/2023), diduga TPK tidak paham dengan pengerjaan telford tersebut, dengan total biaya anggarannya dan pengerjaan di lapangan sangat tidak sesuai.
Pengerjaan telford biasanya di awali dengan melapisi pondasi bawah yang terdiri atas batu belah yang beralaskan hamparan pasir di atas lapisan tanah dasar.
Rongga diantara batu belah di isi dengan batu pengunci yang ukurannya lebih kecil agar lapisan permukaannya rata dengan batu.
Menurut keterangan warga setempat yang mengeluarkan kelapa sawit hasil panen dari ladangnya dengan cara melangsir menggunakan sepeda motor.
“Saya juga bingung dengan pengerjaan pengerasan jalan ini, batu tidak tersusun dan terkunci, bahkan untuk di lintasi sepeda motor pun tak bisa, harus dari tepi jalan bari bisa lewat, karena permukaan jalan yang di isi batu padas ini bergelombang, karena bongkahan batu padas yang besar-besar tidak di pecah terlebih dulu, mungkin biar untung besar pangulu dari sini, makanya asal di kerjakan, ” ucap PS .
“Bila pengerjaan ini dilakukan dengan cara di setiap sisinya dihampari pasir setebal 5 Cm, lalu disiram air agar padat, batu ukuran 10/15 disusun berdiri dan dikunci batu 5/7 + 3/4 cm sehingga tersusun rapi, rapat dan kokoh, dipadatkan menggunakan mesin gilas tiga roda (Three Whell Roller), selama pemadatan sekelompok pekerja melakukan perapian, sehingga susunan batu dalam kondisi rapi dan kokoh serta rata permukaannya, pasti hasilnya tidak seperti ini kan bang,” lanjutnya.
Hingga berita imi diturunkan Frandy Rajagukguk saat dikonfirmasi melalui pesan singkat whatsapp, Jumat (17/11/2023 ) belum memberikan tanggapan.(R Sirait)