Scroll untuk baca artikel
BeritaDKIHEADLINEJakarta Timur

Tekan Risiko Kecelakaan, Sukarelawan Ganjar Edukasi Safety Driving ke Sopir Truk di Jakarta

×

Tekan Risiko Kecelakaan, Sukarelawan Ganjar Edukasi Safety Driving ke Sopir Truk di Jakarta

Sebarkan artikel ini

Views: 488

JAKARTA, JAPOS.CO – Kecelakaan lalu lintas terjadi akibat berbagai faktor mulai dari kondisi kendaraan yang tidak layak jalan, faktor pengendara yang kelelahan hingga persiapan tidak maksimal.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Faktor-faktor tersebut diingatkan oleh para sukarelawan Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Komunitas Sopir Truk dalam Pelatihan Keselamatan Berkendara (Safety Driving) di Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur, Jumat (17/11/2023).

“Kami hari ini ada kegiatan pelatihan untuk sopir-sopir. Safety driving kami kasih tahu sopir supaya di jalan mereka sesuai dengan aturan pemerintah berkendaranya,” kata Koordinator Wilayah KST Jakarta, Amirul Amin.

Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, jumlah kecelakaan lalu lintas melibatkan kendaraan angkutan barang seperti truk, menduduki peringkat kedua setelah sepeda motor, dengan angka 12 persen dari total kecelakaan pada 2022.

Kondisi itupun tak hanya menimbulkan korban jiwa dan luka-luka dari kalangan sopir maupun warga lainnya, tetapi juga kerugian materil yang sangat mahal dan merugikan para pengusaha.

Oleh karena itu, Amin dan para sukarelawan KST menekankan pentingnya persiapan yang matang pada kendaraan maupun sopir yang akan bertugas membawanya.

“Yang perlu diperhatikan juga sebelum berkendara seperti air (radiator), oli, tekanan ban, kapasitas ban, kapasitas muatan itu berapa banyak. Itu sudah kita edukasi ke semua peserta tadi yang datang,” katanya.

Menurut Amin, persiapan itu perlu dilakukan tak hanya oleh sopir tapi juga pihak pemilik atau pengelola kendaraan yang akan digunakan untuk membawa barang-barang perniagaan.

Sehingga, saat terjadi kecelakaan lalu lintas melibatkan truk angkutan barang publik tidak hanya menyalahkan sopir tetapi juga pihak pemilik atau pengelola kendaraan yang digunakan.

“Sopir itu karena memang di Indonesia masih (dinilai sebagai) pekerjaan yang bawah, dianggap sebelah mata. Pemilik mobil, yang mempekerjakan (sopir) juga masih sering melalaikan (aturan keselamatan),” ujar Amin.

Sementara itu, salah seorang peserta pelatihan Safety Driving bernama Irvan Nugraha mengatakan faktor penyebab kecelakaan lalu lintas yang perlu diantisipasi sopir adalah kelelahan.

Dalam bertugas, dia mengaku bisa mengendarai truk angkutan barang ke luar daerah dengan waktu tempuh di atas enam jam sehingga membuatnya kelelahan.

“Biar tak capek biasanya kita istirahat setiap empat jam sekali istirahat. Istirahat cukup kalau mulai lelah biar konsentrasi tidak terganggu ya istirahat dulu di tempat-tempat yang sudah ditentukan (layak),” katanya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *