Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

8 Aksi Konvergensi Pemkot Banjar Jurus Jitu Turunkan Angka Stunting

×

8 Aksi Konvergensi Pemkot Banjar Jurus Jitu Turunkan Angka Stunting

Sebarkan artikel ini

Views: 383

BANJAR, JAPOS.CO – Delapan aksi konvergensi menjadi jurus jitu pemerintah Kota (Pemkot) Banjar, dalam menurunkan angka stunting. Hal itu tentunya dengan dibuktikan dengan persentase kasus stunting di Kota Banjar, mengalami penurunan yang cukup signifikan setiap tahunnya.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Wakil Walikota Banjar, Nana Suryana mengatakan, awalnya penanganan stunting hanya fokus pada 1.000 hari kehidupan awal. “Akan tetapi berdasarkan perkembangan penanganan stunting ada juga program di mana bahwa calon pengantin juga harus sehat. Karena calon pengantin dalam kondisi tidak sehat itu akan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan stunting,” kata Nana Suryana, Selasa (14/11).

Nana menuturkan, ada juga konsep lain dalam penanganan stunting. Dalam hal ini Pemkot Banjar melakukan delapan aksi konvergensi. “Pertama dari analisis data, rencana kegiatan, rembuk stunting para stakeholder untuk menentukan siapa dan berbuat apa. Kemudian, payung hukum kita Perwal sudah ada. Pendidikan kader pembangunan manusia, manajemen data yang benar sehingga membuat perencanaan yang matang dan tepat. Ada juga pengukuran dan publikasi stunting, serta evaluasi kinerja tahunan. Karena kita hanya berupaya agar tidak lahir stunting baru,” tuturnya.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 persentase kasus stunting di Kota Banjar sebanyak 23,9 persen. Sedangkan, pada tahun 2022 persentase kasus stunting turun menjadi 19,3 persen. Tentunya hal tersebut berkat delapan aksi konvergensi dan semangat kerja. “Data terbaru saya belum dapat, tetapi persentase setiap tahunnya alhamdulillah mengalami penurunan. Dalam data EPPBGM atau orang yang sudah mutlak stunting pada tahun 2021 sebanyak 8,7 persen. Sedangkan pada tahun 2022 sebanyak 7,02 persen,” jelasnya.

Sementara itu, pada tahun 2024 pemerintah Kota Banjar, juga menargetkan penurunan angka stunting sebanyak 5 persen. Sehingga target menjadi 14 persen bisa tercapai sesuai yang dicanangkan nasional. “Targetnya tahun 2024 kita ini harus 14 persen. Kalau berkaca pada angka yang kemarin itu sudah cukup positif. Mudah-mudahan nanti juga kita bisa turun lagi 5 persen maka menjadi 14 persen. Artinya itu tercapai target seperti yang dicanangkan nasional,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DPPKB Kota Banjar, drg Robyanto menuturkan, calon pengantin tentunya sangat berpengaruh dalam menangani kasus stunting sejak dini. Mereka akan diberikan sosialisasi terkait kematangan seksual dan psikologis yang nantinya akan berdampak pada kesehatan kehamilan. “Untuk memudahkan kesiapan calon pengantin ada aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) dari BKKBN,” tuturnya.

Kemudian, ada juga berbagai macam pemeriksaan yang harus dijalani agar mendapatkan keturunan yang lebih berkualitas. “Ada juga aplikasi yang pengelolaannya di luar sektoral DPPKB seperti dikelola oleh Dinas Kesehatan, karena itu khusus untuk kesehatan calon pengantin. Pemenuhan nutrisi dan gizi yang baik saat hamil juga bisa mengurangi risiko bayi lahir stunting. Kesehatan calon pengantin sangat berpengaruh juga untuk menentukan tumbuh kembangnya janin dari awal pembuahan dan optimalnya itu setelah 1.000 hari pertama kelahiran. Asupan nutrisi dan gizi yang baik tentunya sangat penting,” tuturnya.

Ia menambahkan, dalam upaya pencegahan stunting di Dinas Pengendalian Penduduk dan Kelurga Berencana Kota Banjar, memiliki beberapa inovasi yang sudah dijalankan. “Ada beberapa inovasi seperti Dapur Dahsyat, Bina Keluarga Balita Sehat, dan termasuk kemarin yang terakhir adalah Wajah Kamu Bikin Gemas (Warga Banjar Cegah Kawin Muda, Biang Miskin Generasi Minim Prestasi),” pungkasnya. (Mamay)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *