Views: 484
KETAPANG, JAPOS.CO – Enam kolam ikan dari terpal bernilai Ratusan Juta Rupiah, dibangun di atas tanah menggunakan Dana Desa (DD) Randau Jungkal T.A 2022, Sandai Ketapang Kalimantan Barat. 4 kolam sudah menghilang, sisa 2 kolam yang ikan-ikannya mulai tewas mengenaskan.
Kolam-kolam ini dibuat di atas permukaan tanah dengan menggunakan kerangka kayu persegi dan papan lokal, yang dilapisi terpal berwarna dengan ukuran 4×10, kolam ikan air tawar ini dibangun oleh Pemeritah Desa Randau Jungkal Kecamatan Sandai, sebagai program Ketahanan Pangan masyarakat desa.
Pembuatan kolam ikan ini dibuat dan dikelola oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Desa Randau Jungkal Kecamatan Sandai Ketapang, menggunakan sumber Dana Desa (DD) tahun anggaran 2022, sebesar Rp.131.900 (volume 1 paket) dengan jenis kegiatan Ketahanan Pangan (bantuan bibit ikan).
“6 kolam ikan ini dibuat secara menyebar sesuai kelompok, setiap kelompok 2 RT yang mendapatkan kolam tersebut, ada sekitar 16 Rt disini, jika dibagi 2 RT/1kelompok hanya berjumlah 12 Rt saja, kemudian ada tersisa 4 RT atau (dua kelompok) yang tidak dapat kolam tersebut, kami menduga kolam ikan itu sudah tidak sesuai dengan apa yang direncanakan semula, bahwa untuk 1 kolam dianggarkan sekitar belasan juta, namun pada kenyataannya untuk 1 kolam hanya mendapat uang 2 juta, sebuah terpal ukuran 4×10 m, pakan ikan 2 karung dan sekitar 800 (bibit ikan) yang kecil- kecil sehingga wajar jika kami sebagai warga setempat mempertanyakan dimana sisa lebih uang kolam ikan tersebut,” ungkap warga setempat yang tak ingin disebut namanya kepada japos.co kamis (05/10) di Randau Jungkal.
Terpisah, seorang tokoh masyarakat yang selalu aktif didalam setiap kegiatan desa, saat ditemui oleh japos.co terkait pembangunan kolam ini membenarkan keterangan warga sebelumnya.
“Bahwa memang benar apa yang telah dikatakan oleh warga tersebut, dan benar ada 6 kolam ikan yang dibangun didesa kami, termasuk saya juga ikut membuat kolam itu, namun saya tidak ada ikut dalam kepengurusan kolam tersebut,” ujar tokoh masyarakat, di kediamannya kepada japos.co Jum’at (06/10).
“Setahu saya, kolam ikan yang masih aktif hanya dua lagi, itu pun ikan nya sudah seperti hidup enggan mati berangsur-angsur, Nanti coba tanya saja langsung kepada ketua RT 09 disitu masih ada papan plang terpasang, dan yang ke empat kolamnya sudah tidak ada, bahkan bangkai kolamnya pun tak terlihat lagi, ” tambahnya.
Mendapat petunjuk dari tokoh masyarakat desa, japos.co mendatangi lokasi kolam ikan di RT 09 dan saat berada dilokasi, japos.co bertemu dengan ketua kelompok kolam RT 09, saat ditanya kondisi kolam dan ikan yang dipelihara sejak awal hingga sekarang ini, ketua kelompok RT 09 mengaku tak berani cerita banyak tentang ini.
“Tak berani panjang lebar bercerita tentang kondisi kolam ikan disini, bisa dilihat sendiri keadaan nya seperti apa, saat ini yang masih ada tinggal di RT 09 dan ditempat bang Jalal, yang ke 4 kolam lainnya sudah tidak ada lagi, ikan yang ada dikolam saya ini pun sudah banyak yang mati, sebab kami kewalahan terkait pakan ikan, hanya pertama saja 2 karung pakan ikan yang dibantu oleh pengurus, kini saya beli pakannya sendiri, padahal sisa uang dipengurus masih banyak,” keluh ketua kelompok RT 09 kepada japos.co Jum’at (06/10) di TKP.
Saat ingin dikonfirmasi dikantor Desa Randau Jungkal, Kepala Desa (Ba’i Sahak) tiba-tiba muncul di lokasi kolam RT 09 dan tanpa ditanya lagi Ba’i mengatakan “Bahwa tidak ada masalah dengan kolam ikan di desa sini, masih ada 4 kolam yang aktif,” kata Ba’i Sahak kepada Japos.co jum’at (06/10) jam(09:48)
Berbeda dengan yang disampaikan warga dan tokoh masyarakat tentang permasalahan 6 kolam tersebut KepDes terkesan tertutup dan menghindar dari japos.co.
Hingga berita ini diturunkan ketika ingin dikonfirmasi lebih lanjut terkait banyaknya permasalahan di desa tersebut, Ba’i Sahak dengan alasannya mengatakan hahwa dirinya masih sangat sibuk. Hingga berita ini terbit, Japos.co masih melakukan pengembangan iniformasi terkait informasi lain tentang DD di Desa ini. (M.HARISY)