Views: 143
CIAMIS, JAPOS.CO – Kondisi cuaca musim kemarau ekstrim yang menyebabkan kekeringan di seluruh wilayah, tentu menjadi dampak yang menakutkan. Imbasnya, para petani khususnya tidak bisa menanam padi dengan normal dan ketersediaan pangan pun makin mencekam.
Dampak dari jumlah produksi beras di petani berkurang, diperparah harga jual di petani tinggi, mengakibatkan Perum Bulog Ciamis pun kewalahan selama dua bulan terakhir.
“Saat ini kita sulit menyerap beras produksi petani di Priangan Timur, karena hasil panen berkurang dan harga beras di petani mahal. Kita menerima harga beras dari petani Rp. 9.950 per kilogram (kg), sementara saat ini harga di petani mencapai Rp. 12 ribu per kg,” ungkap Pimpinan Perum Bulog Cabang Ciamis Kanwil Jawa Barat yang membawahi area Priangan Timur, Ashille Nusa Panata, Selasa (3/10).
Menurutnya, untuk harga Gabah Kering Giling (GKG) yang biasa diserap bulog dari petani seharga Rp. 6.300 per kg, saat ini mencapai Rp. 8.300. Namun meski sulit diserap, stok beras di Perum Bulog Ciamis sendiri diklaim aman untuk empat bulan kedepan, sekitar 10 ribu ton beras. “Kita mengalami penurunan serapan beras dari petani mencapai 50 persen pada masa panen terakhir beberapa waktu lalu. Itu dampak kekeringan, gagal panen dan harga tinggi,” ujar Ashille.
Bulog sebagai penyalur beras untuk kebutuhan bantuan yang diterima Kelurga Penerima Manfaat (KPM), diakuinya sudah aman atau tersalurkan 100 persen untuk menutupi kebutuhan se-Priangan Timur pada bulan September 2023.
“Jumlah berasnya sebanyak 9.200 ton lebih sudah tersalurkan 100 persen. Bantuan selanjutnya untuk dua bulan kedepan jumlah kuotanya sama, 9.200 ton. Untuk menjamin pasokan beras di masyarakat, Perum Bulog Ciamis mendistribusikan sebanyak 192 ton bantuan pangan beras kepada 192 ribu keluarga penerima manfaat (KPM) yang berada di 27 kecamatan di Kabupaten Ciamis, “ pungkasnya. (Mamay)