Views: 185
BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Pemerintah Kota Bukittinggi berlakukan program sekolah lima hari, bagi pelajar SD dan SMP. Wali Kota Bukittinggi menganjurkan setiap sekolah untuk tidak memberikan Pekerjaan RUmah (PR) kepada siswa.
Anjuran bukan tanpa alasan. Pasalnya, Wako Erman menginginkan para generasi muda memiliki waktu lebih dan berkualitas bersama keluarga di rumah.
Dengan diberlakukan pendidikan berkarakter berlandaskan ABS-SBK, butuh kerjasama semua pihak terutama keluarga. Sehingga pelajar juga butuh komunikasi dan waktu yang banyak dengan keluarga di rumah.
“Dengan sekolah lima hari, kuantitas dan kualitas waktu mereka (pelajar-red) di rumah bersama keluarga meningkat. Kami anjurkan untuk tidak dibebankan PR. Kita ganti dengan kegiatan lainnya,” ujar Erman Safar
Kegiatan dimaksud, membaca dan mengaji bersama orang tua, setelah sholat maghrib. Hal ini bisa dilakukan setiap hari, jika waktu bersama keluarga lebih banyak.
“Program sudah kita susun di Dinas Pendidikan dan kita sosialisasikan untuk diterapkan. Nama Programnya PIN Great Young,”,jelas Heriman menambahkan .
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bukittinggi, Herriman menambahkan program PIN Great Young Wali Kota Bukittinggi, ditujukan meningkatkan literasi dan cinta Al-Qu’ran bagi siswa jenjang SD dan SMP se-Kota Bukittinggi.
Ditambahkan, literasi baca tulis dan kegiatan Magrib Mengaji bersama orang tua merupakan upaya Pemerintah Kota Bukittinggi mengangkat budaya magrib mengaji kembali hidup di tengah masyarakat, sebagai salah satu upaya mendukung pendidikan karakter anak.
Kegiatan literasi bersama orang tua dilaksanakan setiap Sabtu dengan alokasi waktu minimal 30 – 60 menit.
“Satuan pendidikan nantinya memfasilitasi buku laporan literasi dan magrib mengaji bersama orang tua untuk semua siswa di sekolah dan akan memberikan penilaian terhadap laporan literasi dan Maghrib mengaji yang dilakukan di rumah .
“Untuk buku bacaan yang akan dibaca siswa , buku cerita fiksi atau non fiksi seperti buku sejarah, buku perjuangan, biografi yang bersumber dari siswa itu sendiri, perpustakaan sekolah, perpustakaan daerah, internet dan lainnya,” tutupnya. (Yet).